Berita Sumut

ULAH MAFIA, Ratusan Hektar Hutan Mangrove di Kwala Gebang Berubah Jadi Tambak dan Kebun Sawit

Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Kwala Gebang, Buyung menyebutkan, ratusan hektar hutan mangrove awalnya beralih fungsi menjadi tambak.

ULAH MAFIA, Ratusan Hektar Hutan Mangrove di Kwala Gebang Berubah Jadi Kebun Sawit dan Tambak

TRIBUN-MEDAN.com, LANGKAT - Warga Dusun III, Desa Kwala Gebang, Kabupaten Langkat kian resah. Pasalnya kawasan hutan mangrove (bakau) di desa tersebut beralih fungsi.

Amatan wartawan, tambak-tambak dan perkebunan sawit, kini terhampar luas menggantikan kelestarian tanaman Rhizophora di pesisir pantai Langkat itu.

Hal itu berdampak terhadap kesimbangan ekosistem dikawasan tersebut. Meluapnya air pasang laut (banjir rob) di pemukiman warga pun kerap terjadi. Abrasi tanah juga tak lagi dapat dihindari. 

Lebih miris lagi, nelayan di sana, kini sulit mendapatkan biota laut untuk memenuhi nafkah keluarga mereka.

Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Kwala Gebang, Buyung menyebutkan, ratusan hektar hutan mangrove awalnya beralih fungsi menjadi tambak.

Setelah itu, dikelola para mafia untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit.

"Sekarang pemukiman sering mengalami banjir rob dan abrasi tanah. Sering menderita lah kita sebagai masyarakat di Kwala Gebang ini. Karena, kawasan hutan di sini sudah dirusak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab," ucap Buyung, Sabtu (15/7/2023).

Lanjut Buyung, ia mendesak pihak terkait agar menindak tegas siapa pun oknum yang merusak kawasan hutan mangrove.

Jika tidak segera ditindak, dikhawatirkan keseimbangan ekosistem akan hancur.

Meskipun sudah dilaporkan ke pihak terkait, kata Buyung, namun belum juga ada tindakan.

Perambahan dan perusakan hutan masih saja terjadi dan laporan masyarakat terkesan diam di tempat.

Pada kesempatan yang sama, tokoh adat dan masyarakat lainnya juga menyampaikan keberatannya.

Warga mengumpulkan tanda tangan, untuk menyatakan sikap menolak perambahan hutan di desa mereka.

"Kami menolak dan menentang aktivitas perambahan yang merusak hutan mangrove. Seperti yang kita lihat sekarang, hutan kami berubah menjadi kebun sawit. Air laut pun melimpah ke desa kami," ujar Tokoh Adat Kwala Gebang, Abdullah Atan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved