Berita Viral

Ngeri, Rekor Suhu Terpanas di Dunia Pecah! WMO Makin Takut Jelang El Nino

Rekor global ini merupakan indikasi lain tentang seberapa cepat dunia memanas, karena kedatangan fenomena iklim alami El Niño, yang memiliki efek pema

DOk Kompas
Ilustrasi Suhu Panas 

Beberapa wilayah juga mengalami cuaca yang jauh lebih kering dari biasanya pada Juni, seperti Eropa Tengah, Eropa Timur, Skandinavia, Rusia, Tanduk Afrika, Amerika Selatan, dan sebagian Australia.

Wilayah-wilayah tersebut mendapatkan curah hujan yang lebih rendah dari rata-rata sebelumnya.

Suhu super panas di Australia membuat petenis bertumbangan, listrik padam dan bahkan ter meleleh.
Suhu super panas di Australia membuat petenis bertumbangan, listrik padam dan bahkan ter meleleh. (ABC)

Beberapa daerah di Amerika Utara juga lebih kering dari biasanya hingga menyebabkan kebakaran hutan besar-besaran, terutama di Kanada.

Ketika belahan dunia menghadapi cuaca panas dan kering, beberapa wilayah justru mengalami tingkat curah hujan yang jauh lebih tinggi dari biasanya.

Tingginya curah hujan dirasakan oleh Amerika Utara bagian barat, sebagian Asia Barat Daya, Jepang, Afrika Selatan, Brasil, Chile, Selandia Baru, dan sebagian Australia. Bahkan, Jepang dilanda Topan Mawar dan Pakistan dilanda Topan Biparjoy.

Di Eropa Selatan dan sebagian Rusia barat, curah hujan yang lebih tinggi dari perkiraan menyebabkan banjir bandang.

Sementara itu, para ilmuwan iklim sangat prihatin dengan kenaikan suhu laut yang tak terduga, terutama di Atlantik Utara.

Baca juga: Suhu Panas Mencapai 40 Derajat Celsius, Pemerintah Inggris Keluarkan Sejumlah Peringatan

Baca juga: WASPADA Suhu Panas dan Angin Kencang Cyclone Chaba di Sumut, Bupati dan Wali Kota Harus Tahu Ini

Kepala Divisi Riset Iklim Dunia WMO Michael Sparrow mengatakan, suhu di Atlantik Utara belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat memprihatinkan.

“(Suhu di sana) jauh lebih tinggi dari apa pun yang diprediksi. Ini akan berdampak pada ekosistem dan perikanan dan pada cuaca kita,” ucap Sparrow.

Temperatur yang lebih tinggi di Atlantik Utara menimbulkan konsekuensi yang besar berupa bencana yang lebih dahsyat, termasuk badai yang secara teratur melanda AS bagian timur.

Para ilmuwan juga mencatat mencairnya es laut di Antarktika secara masif.

Es laut di Kutub Selatan tersebut mencapai level terendah sejak pemantauan satelit dimulai.

Ada selisih 2,6 juta kilometer persegi es Antarktika dibandingkan rata-rata, lebih dari dua kali penurunan yang terjadi pada 2022.

Kondisi berkurangnya laut es di Antarktika saat ini merupakan tahun terburuk dalam catatan.

(*/TRIBUN-MEDAN.COM)

Baca juga: Suhu Panas Masih akan Melanda Sumut, BMKG: Bulan Ini Akan Diiringi Hujan, Tidak Sepanas Bulan Lalu

Baca juga: Siap-siap El Nino Sudah Tiba, Ini Dampak yang Bakal Terjadi Mulai Udara sampai Kekeringan Ekstrem

 


 

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved