Berita Viral

Angkuhnya Pemilik Hotel yang Temboki Rumah Lansia, Nyuruh Beli Helikopter Biar Bisa ke Rumah Sendiri

Walaupun sudah berusaha berkomunikasi dengan pihak hotel yang membuat rumahnya terkurung, lansia ini tidak mendapat titik terang, malah mendapat perla

KOLASE/TRIBUN MEDAN
Kondisi rumah sepasang lansia Ngadenin (63) dan istrinya, Nur (56), ini sungguh miris, usai akses jalan keluar masuk rumahnya ditutup tembok hotel. 

TRIBUN-MEDAN.COMKeangkuhan pemilik hotel yang bikin rumah lansia tidak bisa diakses terkuak.

Sampai saat ini, rumah lansia yang terkurung akibat tembok hotel masih belum mendapat titik terang.

Bahkan lansia yang rumahnya terkurung ini pasrah harus lewat selokan berlumpur untuk bisa masuk ke rumahnya sendiri.

Ngadenin (63) lansia yang akses rumahnya ditutup tembok hotel setinggi 15 meter mengaku pernah mempertanyakan ihwal penutupan akses jalan menuju rumahnya.

Walaupun sudah berusaha berkomunikasi dengan pihak hotel yang membuat rumahnya tidak bisa diakses lagi, sampai saat ini Ngadenin belum mendapatkan titik terang.

Baca juga: Malangnya Sepasang Lansia Harus Lewati Selokan untuk Masuk Rumah Sendiri, Imbas Ditutup Tembok Hotel

"Tidak ada titik terangnya sampai sekarang, enggak ada solusi sama sekali, kalau nanya itu dia (pemilik hotel) malah lebih keras," kata Ngadenin dikutip dari Kompas.com, Senin (10/7/2023).

Saat mempertanyakan bagaimana nasib rumahnya karena akses jalan ditutup, Ngadenin mendapat jawaban yang tak mengenakan hatinya.

"Saya pernah nanya bagaimana "Pak Haji, kalau kita mau pulang ke rumah bagaimana? dijawabnya 'Ya harus beli helikopter dulu' itu sakit saya digituin sebenarnya," imbuh Ngadenin.

Mendapat jawaban yang angkuh seperti itu, Ngadenin hanya bisa pasrah.

Kondisi rumah lansia bernama Ngadenin (63) yang tertutup tembok hotel hingga terpaksa harus lewati selokan sebagai akses jalan ke rumah.
Kondisi rumah lansia bernama Ngadenin (63) yang tertutup tembok hotel hingga terpaksa harus lewati selokan sebagai akses jalan ke rumah. (KOLASE/TRIBUN MEDAN)

Kini rumahnya "terkurung" tembok yang menjulang tinggi.

"Waduh lah kita sudah enggak bisa ngomong, sudah pasrah," ucap Ngadenin.

Sebagai informasi, penutupan akses jalan menuju rumah Ngadenin sudah berlangsung selama tiga tahun.

Semula, Ngadenin dan keluarga tinggal di pinggir jalan raya sejak 1999 atau 24 tahun lalu.

Bagian depan, dibuat untuk berdagang sate dan tongseng.

Baca juga: Diduga Baru Minum Miras, Oknum Kades Digebuki Warga di Acara Jaipongan

Baca juga: Viral Video Pasutri Ketakutan Diduga Dibuntuti Begal di Hamparan Perak, Polisi Beri Penjelasan

Sementara rumahnya Ngadenin berada di bagian belakang, menyatu dengan warungnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved