Amankah Bayi Belum Lahir di Usia Kehamilan 9 Bulan? Begini Penjelasan dr Ardiansjah Dara Sjahruddin

TRIBUN-MEDAN.com. MEDAN – Umumnya ibu hamil akan menjalani masa kehamilannya selama 9 bulan.

Setelah itu, ibu akan melahirkan janin yang ada di dalam kandungan ke dunia lewat proses persalinan.

Namun, bagaimana bila usia kandungan sudah 9 bulan namun belum melahirkan apakah aman?

dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes, Spesialis Obstetri dan Ginekologi, menjelaskan di akun twitternya @dokterDara

"Perlu diketahui bahwa 9 bulan itu 36 minggu ya dan memang belum waktunya melahirkan,"tulisnya

Persalinan pada umumnya terjadi ketika usia kandungan sudah mencapai sekitar 37–42 minggu. Jadi, bila ibu belum juga melahirkan namun usia kandungan masih dalam rentang tersebut, maka tidak perlu khawatir.

"Tapi biasanya setelah 40 minggu risiko meningkat. Dokter akan melihat. Kalau semua masih baik, kadang-kadang bisa ditunggu sampai 41 minggu,"lanjutnya

Menurut dr Dara Kalau bayi belum lahir juga, ada dua pilihan yaitu induksi persalinan atau operasi caesar.

Karena makin lama janin tersebut di dalam rahim, sudah hamil tua apapun bisa terjadi.

Salah satu bahayanya adalah bisa terjadi keracunan air ketuban.

"Dokter pasti akan selalu melakukan pemantauan pada kondisi bunda dan janin jadi tidak perlu terlalu khawatir ya,"tutupnya

Dilansir dari berbagai media berikut ciri-ciri air ketuban pecah

1. Kebocoran Ketuban yang Tidak Terkendali

Ketika kantung ketuban pecah, beberapa wanita hamil mungkin merasakan air ketuban bocor secara perlahan atau keluar dari organ kewanitaan secara tiba-tiba.

Jumlah air ketuban yang keluar tergantung pada tingkat robekan pada vagina.

Selain itu, jika ketuban pecah di bawah kepala bayi, air ketuban akan menumpuk dan menyembur, tetapi jika ketuban pecah di bagian atas kepala, aliran air ketuban tidak akan terlalu deras.