Pahala Istimewa Bagi Orang yang Berkurban Idul Adha, Berikut Manfaatnya di Dunia dan Akhirat

Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Haji disebut pula Hari Raya Kurban, itulah sebabnya umat islam diamjurkan berkur

Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Dedy Kurniawan
Instagram/riaricis1795
Ria Ricis Beri Nama Sarimit untuk Sapi Kurbannya 

TRIBUN-MEDAN.com - Perayaan Hari Raya Idul Adha 2023 sudah sangat dekat.

Ummat muslim yang mampu disunnahkan menyembelih hewan kurban. Ustadz Abdul Somad menjelaskan keistimewaan orang yang berkurban.

Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Haji disebut pula Hari Raya Kurban, itulah sebabnya umat islam diamjurkan berkurban.

Hari Raya Idul Adha dirayakan pada 10 Dzulhijah setiap tahunnya dalam sistem kalender Islam.

Baca juga: Tampang Bapak dan Kakek Kandung di Toba yang Tega Rudapaksa Anak Bawah Umur, Mengaku Khilaf

Baca juga: CURHAT Pilu Musdalifah Basri Lahirkan Anak Kembar, Satu Meninggal: Sampai Jumpa Lagi Nak

Apa keistimewaan orang yang berkurban?

Ustadz Abdul Somad menjelaskan hewan kurban nanti akan datang pada hari kiamat dengan tanduknya, bulunya, dan kukunya.

"Kenapa tidak disebut daging dan tulang, justru disebut tanduk, kuku, dan bulu? Karena tanduk, kuku, dan bulu adalah sampah yang dibuang, yang dibuang saja nanti akan datang bersaksi bahwa kau sudah beribadah apalgi dagingnya, tulangnya lemaknya, kulitnya maka semuanya kan bersaksi bahwa engkau sudah beribadah, patuh, tunduk kepada Allah," jelas Ustadz Abdul Somad dari kanal youtube semuthitamTV.

Baca juga: Disdik Siantar Buka PPDB SMP Negeri Dua Gelombang, Kuota 3.552 Murid Baru

Maka keistimewaan orang yang berkurban adalah hewan kurban meliputi seluruh anggota tubuh dan organnya akan bersaksi atas ibadah yang dilakukan di akhirat kelak.

Nabi Muhammad SAW menuntun umatnya agar memilih hewan kurban yang cukup umur, jenis kambing kampung berumur tiga tahun, kambing domba berumur dua tahun, sedangkan unta masuk tahun kelima.


"Jangan berikan binatang cacat, matanya buta, hubungannya jika mata buta tidak dapat melihat rumput yang bagus maka dagingnya tidak gemuk, tidak, enak, dan tidak berkualitas," terangnya.

Kemudian dianjurkan bagi yang berkurban memakan sebagian daging kurbannya, yang paling afdhol dimakan adalah hatinya.

Baca juga: Polres Labuhanbatu Selamatkan 46 PMI Ilegal Kembali Pulang Dari Malaysia, 5 Tersangka Ditangkap

Ia menambahkan, itulah yang makanan pertama yang afdhol dimakan di tanggal 10 Dzulhijah.

Namun, makan tersebut dilakukan setelah selesai shalat Idul Adha. Inilah perbedaan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, dimana ketika ingin shalat Idul Fitri disunnahkan makan terlebih dahulu.

Sedangkan Hari Raya Idul Adha, selepas subuh disunnahkan tak makan, pergi ke mesjid shalat ied, selepas shalat pulang dan menyembelih hewan kurban, makanan pertama yang dimakan adalah hati hewan kurban tersebut.

Setelah mengambil bagian hati dan menyantapnya, sisa daging lainnya dibagikan ke penduduk sekitar terutama yang fakir miskin dan kaum dhuafa.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved