Polres Toba

Kapolres Toba Kenang Kisah Pilu 17 Juni 1907 Gugurnya Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII

Upacara peringatan hari gugurnya Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII ke 116 berlangsung hikmad dan sederhana di Makam Pahlawan Nasional

|
Editor: Arjuna Bakkara
IST
Kelompok Golongan Siraja Batak Parbaringin Malim Marsada bersama Kapolres Toba AKBP Taufiq Hidayat Thayeb SH SIK dan unsur Forkopimda Toba lainnya upacara peringatan hari gugurnya Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII ke 116 di Makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII Balige, Senin (19/06/2023) 

Beliau disiksa dan ditawan di kamp militer Sidikalang dan kesempatan ini dipergunakan Letnan L. van Vuuren mengumpulkan informasi di mana sebenarnya Raja Sisingamangaraja.

Pasukan belanda membantu operasi pembersihan dengan mengirim tentara ke berbagai arah, antara lain ke Pulau Godang, Boang, arah Barus, Simaho (Si Onom Hudon), Si Husapi dan Pinagar.

Saat itu dengan setia panglima Tengku Ben dari Aceh,Tengku Nyak bantal, Matsawang, Amantumbagas Tinambunan, Boru Pandiangan (namanya samar) dari Samosir Ronggur Nihuta mendukung perjuangan Sisingamangaraja XII dan putaranya Patuan Anggi, Patuan Nagari Raja Sabidan serta putrinya Lopian yang masih berumur belasan tahun.

Pada 16 juni 1907 yang kelam di hutan belantara, dengan menggunakan obor pasukan Belanda terus bergerak menyeberangi sungai, dan serangan gencar dilakukan.

Dan 17 juni 1907, sekitar jam tiga subuh barisan pasukan yang diatur memanjang dalam keadaan lelah dan mengantuk diperintahkan Crihstoffel meneruskan perjalanan.

Para penduduk di desa disiksa, diusut agar memberitahu perjalanan Raja Sisingamangaraja dan rombongan.

Pasukan Belanda yang sudah kelelahan pun beristirahat sejenak.

Kemudian melanjutkan perjalanan ke markas rahasia tempat-tempat persembunyian Raja Singamangaraja sesuai petunjuk penduduk yang disiksa dan diinterogasi.

Ketika sudah mendekati tempat yang dituju, pasukan Belanda berjalan dengan mengendap-endap, merangkak pelan-pelan dan kadang-kadang tiarap saat mulai ada mendengar suara di hutan yang kelam itu.

Kemudian tiba-tiba dalam keheningan hutan rimba, pasukan marsose mendengar suara seperti ranting kayu yang diinjak.

Cristoffel memastikan tidak jauh dari sana pasti ada seseorang atau bahkan Raja Sisingamangaraja sendiri.

Saat itu, Patuan Anggi dan Patuan Nagarilah orang yang pertama menyadari ada bahaya yang mengancam.

Mereka segera bertindak dan tembak menembak pun terjadi.

Pasukan Marsose dengan senjata yang jauh lebih canggih otomatis dengan cepat mengalahkan patuan Nagari dan Patuan Anggi.

Akhirnya setelah terjadi tembak-menembak selama satu jam, kedua pejuang itu gugur seketika di pinggir bibir jurang yang curam.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved