El Nino
Fenomena Iklim El Nino Bawa Dampak Buruk Bagi Petani Kopi di Sumut
Fenomena iklim El Nino akan membawa dampak buruk bagi petani kopi di Sumut
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Fenomena iklim El Nino yang diprediksi akan terjadi pada beberapan bulan kedepan dikhawatirkan akan membawa dampak buruk ke petani kopi di Sumatra Utara.
Pasalnya, fenomena ini dikhawatirkan akan memperburuk produksi kopi di Sumatera Utara.
Diketahui, El Nino merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah hingga timur.
Baca juga: Ngaku Diancam Jaksa, Siswa SMP Curhat Minta Perlindungan ke Presiden Jokowi
Ketua Dewan Kopi Indonesia perwakilan Sumatera Utara, Ujiana Sianturi mengatakan, bahwa fenomena El Nino dapat berpotensi menyebabkan lahan kekeringan yang cukup luas di beberapa daerah termasuk Sumatera Utara.
"Fenomena ini sangat berdampak terhadap produksi kopi yang ada di Sumut , industri kopi bisa semakin rusak akibat perubahan iklim tersebut," ujarnya kepada Tribun Medan, Minggu (11/6/2023).
Dikatakannya, saat ini produksi kopi di Sumut sudah sangat menurun, hal itu juga disebabkan para petani yang mengalami gagal panen yang diakibatkan oleh iklim serta serangan jamur pada kopi dan pohon meranggas.
Baca juga: Emak-emak Terlantar, Janjian Sama Pria Kenalan di TikTok, Nekat Datangi Padahal tak Dikasih Nomor HP
Penurun produksi tersebut juga berdampak pada ekspor kopi yang saat ini mengalami penurunan hingga mencapai 30 persen.
Padahal, dikatakan Ujiana, harga kopi di perdagangan Internasional sedang mengalami lonjakan harga yaitu menjadi Rp 140 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 90 ribu per kilogram.
"Penurunan produksi kopi di Indonesia, termasuk di Sumut yang paling fatal sejak 3 tahun terakhir ini. Tentu itu berdampak pada ekspor kopi yang juga mengalami penurunan, Penurunan Ekspor kopi Sumut saat ini, di proyeksikan 25 persen sampai 30 persen dari keseluruhan Indonesia," ucapnya.
Baca juga: Anies Belum Lamar AHY, PDI-P Bakal Bertemu Demokrat, Bahas Cawapres Ganjar?
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara menyebutkan perlu adanya kerja sama antar pemangku kebijakan terkait untuk menghadapi perubahan iklim, seperti El Nino dan Indian Ocean Dipole di provinsi setempat.
Kepala BPBD Sumut, Tuahtha Saragih mengatakan, berdasarkan prediksi BMKG yang menyebutkan fenomena El Nino dan IOD akan melanda Indonesia termasuk Sumut dimulai Bulan Juni 2023.
"Untuk itu, Sumatera Utara sudah bersiap siaga dengan berkoordinasi bersama pemangku kebijakan terkait untuk menghadapinya," ujar Tuahtha Saragih
Ia menjelaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota se Sumut untuk membahas seluruh dampak dari dua fenomena perubahan iklim tersebut.
"Nanti kita akan rapat besar dengan stakholder (pemangku kepentingan terkait). Ketahanan pangan juga menjadi perhatian Pak Gubernur, termasuk bantuan air, nanti semua akan dibahas," katanya.(cr10/tribun-medan.com)
