Berita Sumut

Bertambah Lagi Pelajar Laki-laki Korban Pencabulan Kepala Sekolah di Labura, Kini Jadi 10 Orang

Pelajar laki-laki, korban pelecehan seksual di lingkungan sekolah MTS Al- Washliyah dan Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah Adian Torop bertambah.

Penulis: Fredy Santoso |
TRIBUN MEDAN/HO
Guru cabul berinisial PH alias Aseng saat dipaparkan Polres Labuhanbatu. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Pelajar laki-laki yang menjadi korban pelecehan seksual di lingkungan sekolah MTS Al- Washliyah dan Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Adian Torop bertambah.

Kini jumlah korban pelecehan yang dilakukan kepala sekolah tersebut menjadi 10 orang.

Baca juga: BEJAT, Kepala Sekolah di Labura Cabuli 9 Pelajar Laki-laki Sejak Tahun 2020, Begini Modus Tersangka

Sebelumnya jumlah korban sebanyak sembilan siswa, kini bertambah satu.

Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu AKP Rusdi Marzuki mengatakan, bertambahnya korban diketahui setelah pihaknya mendatangi lokasi.

Kemudian, didapat pengaduan kalau seorang pelajar pria ini turut menjadi korban kebiadaban PH alias Aseng (40), Kepala Sekolah Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA), Desa Adian Torop.

"Korban bertambah 1 orang. Saat kita ke TKP ulang inilah diketahui ada korban lain," kata AKP Rusdi Marzuki, Sabtu (3/6/2023).

Untuk memulihkan kondisi psikologis korban pelecehan ini, Polisi melakukan trauma healing.

Diharapkan mereka bisa pulih, setelah apa yang menimpa mereka.

Sebelumnya, PH alias Aseng (40), warga Dusun Stasiun, Desa Adian Torop, Kecamatan Aek Natas, Kabupaten Labuhanbatu Utara ditangkap Polisi karena diduga mencabuli sembilan pelajar laki-laki.

Setelah diselidiki, ia ternyata menjabat sebagai kepala sekolah di Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA), Desa Adian Torop.

Polisi menjelaskan, pelaku melancarkan aksi bejat, diantaranya di kantor guru MTS Alwashliyah, aula sekolah Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) hingga di kantin.

Kapolres Labuhanbatu AKBP James H Hutajulu mengatakan, aksi ini diduga dilakukan sebanyak 22 kali dengan rentang waktu sejak tahun 2020 sampai tahun 2023 dengan rincian di ruang guru 12 kali, kantin 4 kali dan Aula sekolah 6 kali.

"Sekira sejak tahun 2020 sampai hari Minggu 21 Mei 2023 dengan korban 6 siswa MDTA Adian dan 3 siswa MTS Alwashliyah Adian Torop," kata AKBP James H Hutajulu, Selasa (30/5/2023).

Hasil pemeriksaan, modus bejat Aseng ialah memanggil para korban ketika suasana sepi. Lalu ia meminta agar anak didiknya itu mengusuknya.

Disinilah pelajar laki-laki itu diduga disodomi olehnya hingga berulang kali.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved