Pameran UMKM

Nyaris Punah, Inilah Penampakan Kain Tenun Khas Belu yang Dipamerkan di Kota Medan

Beragam kerajinan dari berbagai daerah ditampilkan dalam Expo HUT Dekranas ke 43, termasuk kain tenun khas Belu

Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/DIANA AULIA
Pengunjung Expo Hut Dekranas ke 43 sedang membeli kain tenun khas Kabupaten Belu 

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Kerajinan kain tenun khas Belu, Nusa Tengga Timur bisa terbilang sudah hampir punah.

Namun, masih ada perajin yang tetap mempertahankan kain khas tenun tersebut.

Pada gelar Expo HUT Dekranas ke 43 di Kota Medan, kain tenun khas Belu yang sudah nyaris punah itu turut ditampulkan. 

"Senang sekali bisa mengunjungi Medan dan memperkenalkan kain tenun khas Kabupaten Belu, salah satunya yang ingin kami perkenalkan adalah motif hutus morok yang hampir punah karena saat ini penenunnya tidak bisa membuat lagi," kata Ana Sofie kepada Tribun Medan, Minggu (21/5/2023).

Baca juga: Hadiri Puncak HUT Ke- 43 Dekranas, Ini Harapan Ketua Dekranasda Asahan

Sofie mengatakan, kain motif tersebut menggunakan pewarna alami yang berasal dari daerah pegunungan Kabupaten Belu, persisnyaa di Kecamatan Lamaknen 

"Jadi motif hutus morok yang kita mau promosikan ini sudah banyak penenun-penenun di sana tidak bisa membuat lagi karena tidak regenerasi. Anak-anak di sana susah mau diajak untuk menenun, apalagi ini pembuatannya cukup rumit, karena proses pewarnaannya dari lumpur," ungkapnya.

Selain itu, ada beberapa motif lainnya yang juga dipamerkan di Expo HUT Dekranas yang ke 43 seperti motif manutasi atau burung laut, motif dikur atau tanduk, motif bebak tara, alan go'on dan motif favoid.

Baca juga: Gibran Disemprot PDIP Usai Temani Makan Malam Prabowo, Langsung di Panggil ke Jakarta

"Ada beberapa motif lagi, Saat ini kita fokus terhadap pewarnaan alam, kita sudah mulai ke pewarnaan alam, selama ini untuk motif manutasi  belum ada pewarnaan alam dan sekarang kita mulai untuk kembali ke alam ya dan modifikasi," ungkapnya.

Adapun tujuan dari Dekranasda Kabupaten Belu untuk terus menggenjot promosi kain tenun khas Kabupaten Belu dikarenakan saat ini para penenun tidak memiliki pasar.

"Kita mau perkenalkan lagi karena banyak penenun yang sudah menenun kain tapi kami kebingungan untuk pemasarannya jadi kami ingin membantu mereka karena kehidupan penenun di sana cukup prihatin," jelasnya.

Baca juga: Kajati Sumut Idianto Tegaskan Akan Pecat Oknum Jaksa EKT yang Ketahuan Lakukan Pemerasan Rp 80 Juta

Sementara itu, untuk harga sejumlah kain tenun dan pernak-pernik lainnya yang ditawarkan Dekranasda Kabupaten Belu pada kegiatan Expo UMKM ini berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 5 juta

"Kalau harga kain mulai dari Rp 400 ribu hingga Rp 5 juta per lembar, kemudian ada pernak-pernik dan turunan dari kain tenun juga dengan harga variatif," sebutnya.

Dia berharap, kain tenun khas Kabupaten Belu ini dapat diperhatikan lagi sehingga dapat dikenal hingga ke mancanegara.

"Kita berharap untuk promosi kain tenun ini dapat diperhatikan lagi, karena menurut saya kain tenun memiliki nilai lebih dan tidak kalah dengan produk luar," pungkasnya.(cr10/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved