Ibadah Haji

Penerbangan Panjang Bisa Buat Jemaah Haji Alami Gangguan Kesehatan, Begini Cara Pencegahannya

Setidaknya dibutuhkan 9-12 jam penerbangan dari embarkasi sampai ke Madinah atau Jeddah, begitu pun sebaliknya saat kepulangan nanti.

|
TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
ILUSTRASI. Sejumlah jemaah calon haji kloter empat mengantre menjalani pemeriksaan saat tiba ke Embarkasi Asrama Haji Medan, Senin (13/6/2022). Sebanyak 391 jemaah calon haji asal Kota Medan yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) empat tersebut menjalani rangkaian pemeriksaan di Asrama Haji sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Perjalanan panjang yang akan ditempuh para jemaah haji, tentu akan mengalami banyak tantangan, salah satunya kesehatan tubuh.

Setidaknya dibutuhkan 9-12 jam penerbangan dari embarkasi sampai ke Madinah atau Jeddah, begitu pun sebaliknya saat kepulangan nanti.

Baca juga: Embarkasi Medan akan Berangkatkan 24 Kloter, Jemaah Haji Mulai Masuk Asrama pada 23 Mei 2023

Panjangnya waktu perjalanan dan kondisi lingkungan udara yang berbeda tersebut akan sangat berpengaruh pada kondisi kesehatan jemaah haji.

Kabid P2P Dinkes Medan, dr Pocut Fatimah Fitri menyampaikan, ada beberapa faktor risiko yang bisa dialami jemaah selama dalam perjalanan udara, di antaranya adalah dehidrasi, gangguan pernapasan, sinusitis, gangguan kardiovaskuler, deep vein thrombosis akut dan lain-lain.

''Deep Vein Thrombosis bisa menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kematian jemaah selama penerbangan. Apalagi jemaah kita banyak yang memiliki komorbid seperti gangguan kardivaskuler dan diabetes melitus,'' jelas  Pocut. Jumat (19/5/2023).

Deep Vein Thrombosis/DVT adalah kondisi terjadinya penggumpalan atau pembekuan darah di pembuluh darah vena, biasanya muncul di area betis dan paha.

Kondisi ini tidak dapat dianggap sepele karena dapat saja menyebabkan kematian.

Kematian terjadi akibat emboli pada pembuluh darah yang menggumpal.

Beberapa gejala yang harus diwaspadai, lanjut. Pocut, adalah bengkak di area tungkai. Kemudian adanya nyeri atau kram, serta kesemutan.

Menurut Pocut, salah satu tindakan pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan penggunaan stocking pressure atau kaus kaki elastik tekan.

''Kalau kita naik pesawat dalam kondisi statis,kurang dalam pergerakan hanya duduk saja di kursi penumpang tanpa melakukan mobilisasi (berjalan atau melakukan peregangan dalam pesawat) dapat terjadi risiko penggumpalan darah ditungkai. Tapi kalau kita gunakan stocking pressure, metabolisme aliran darah akan lebih lancar keatas, tidak menumpuk di tungkai,'' jelasnya.

Oleh karenanya, selain penggunaan stocking pressure, jemaah juga disarankan juga untuk melakukan mobilisasi seperti senam perenggangan.

Baca juga: Tahun Ini, Keberangkatan Jemaah Haji Lansia Jadi Prioritas, Jemaah Tertua di Sumut Berusia 99 Tahun

Selain itu, jemaah juga diminta untuk mempersiapkan tubuhnya untuk siap dan sehat berhaji. Salah satu caranya adalah segera berkonsultasi dengan dokter setelah mendapatkan nomor porsi atau nomor antrian keberangkatan.

''Sehingga jika memang ada komorbid, jemaah sudah terbiasa untuk minum obat secara rutin untuk mengurangi risiko penyakit yang diderita,'' pungkasnya.

(cr26/tribun-medan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved