Berita Medan
Warga Keluhkan Telur Ayam Naik, Pengamat Beberkan Pemicunya
Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Benyamin Gunawan mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor pemicu kenaikan harga telur belakangan ini.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Sejumlah masyarakat Kota Medan mulai mengeluhkan harga telur ayam ras yang saat ini mengambil lonjakan hingga mencapai Rp 52 ribu per papan.
Icut , satu di antara warga Kelambir 5, Kecamatan Medan Sunggal mengaku terpaksa mengurangi konsumsi telur ayam karena harganya yang melonjak.
Baca juga: Harga Telur Ayam di Medan Naik hingga Tembus Rp 52 ribu per Papan
"Ya terasa lah harganya naik, biasanya saya belik yang harga Rp 45 ribu per papan ini sudah naik jadi Rp 50 sampai Rp 52 ribu per kilogram, pasti akan dikurangi pembeliannya," ucapnya kepada Tribun Medan, Kamis (18/5/2023).
Dia menuturkan, biasanya setiap dua minggu sekali Icut membeli telur ayam sebanyak satu papan, namun dikarenakan harganya yang masih mahal, Icut hanya membeli setengah papan telur saja.
"Kalau mahal gini biasanya beli setengah papan aja lah dulu, nanti kalau udah turun lagi baru sepapan," ungkapnya
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Benyamin Gunawan mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor pemicu kenaikan harga telur belakangan ini.
Berdasarkan hasil pengamatannya, adapun yang menjadi pemicu utama kenaikan harga telur ialah dikarenakan kenaikan biaya input produksi khususnya pakan ternak.
"Kedua terjadi peningkatan demand atau permintaan telur ayam oleh pemerintah. Ketiga produksi telur ayam belum sepenuhnya mampu mengimbangi permintaan, karena peternak belum menambah jumlah indukan untuk menambah kapasitas produksinya," Jelasnya ketika dihubungi Tribun Medan, Kamis (18/5/2023).
Dia menjelaskan, harga pakan ternak sendiri sudah mengalami kenaikan sejak Maret dan April 2023 kemarin.
"Akan tetapi memang di saat Ramadhan saya menemukan bahwa konsumsi untuk sumber protein seperti telur ayam dan daging ayam mengalami tekanan. Hal tersebut membuat peternak sulit untuk menaikkan harga, karena umumnya untuk pasokan sendiri sudah disesuaikan dengan mengacu kepada ekspektasi konsumsi selama Ramadhan dan Idul Fitri," Ungkapnya.
Menurut Benyamin, pada dasarnya ada kenaikan harga yang tertunda, sehingga peternak pada akhirnya melakukan penyesuaian pasokan untuk menjaga harga agar sesuai dengan harga keekonomiannya.
"Selanjutnya harga telur ayam akibat tingginya demand dari pemerintah menjadi pendorong kenaikan harga telur belakangan ini," tuturnya.
Selain itu, kenaikan harga telur tersebut juga dikarenakan Pemerintah akhir-akhir ini memberikan bantuan sosial dalam bentuk penyerahan paket bahan makanan seperti telur ayam, untuk memerangi masalah stunting di masyarakat.
Baca juga: Berikut Harga Tiket Konser Coldplay di Malaysia, Presale nya Mulai Dijual Hari Ini
Permintaan atau demand yang tinggi dari pemerintah, pada akhirnya membuat harga telur ayam di level pedagang pengecer saat ini dijual dikisaran Rp 27.350 per kilogram, dari posisi sebelumnya di level Rp 26 ribuan per kilogram.
"Dengan melihat tren konsumsi yang naik saya menilai harga telur ayam sejauh ini masih sesuai dengan harga keekonomiannya. Dan telur ayam di bulan mei ini akan menyumbang inflasi bagi Sumut," Ucapnya.
(cr10/tribun-medan.com)
| Direktur PT DSS Ngaku ke Hakim Tilap Uang Perusahaan Rp 3 Milliar, Karyawan Tak Gajian |
|
|---|
| Pionir Midwest Rock dari Medan, Grass Park Hadir dengan Filosofi Taman Rumput dan Idealisme Genre |
|
|---|
| Sambil Menginang, Boru Ginting Memohon ke Presiden Usai Rumahnya Digusur Pemko Medan |
|
|---|
| Menag Nasaruddin Umar Klaim Solusi Prabowo untuk Palestina Diapresiasi Dunia |
|
|---|
| TAMPANG Pelaku Pembongkaran Rumah Pensiunan Dosen |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Harga-Telur-18-Mei-2023-Melonjak.jpg)