Jalan Rusak

Jalan Rusak di Sumut Lebih Banyak dari Lampung, Malah Peringkat Dua Duitnya Dikorupsi

Kondisi jalan rusak di Sumatra Utara ternyata lebih parah ketimbang daerah lain di pulau Sumatra

Editor: Array A Argus
KOMPAS.com
ILUSTRASI- Foto aksi menyindir jalan rusak oleh warga Tanjung Bintang. (FOTO: Ummu Hani/Facebook) 

Di sisi lain, di Kabupaten Asahan, proyek perbaikan jalan justru diduga dikorupsi.

Ada indikasi korupsi berjemaah di sana.

Baca juga: Pedas! Bima Sindir Jokowi & Perempuan Unik Usai Sidak Jalan Rusak Lampung: Mending Ngampas Jagung

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Sumut menemukan adanya kerugian negara hingga miliaran, terkait proyek jalan yang ada di Kabupaten Asahan.

Berdasarkan temuan BPK RI itu, beberapa proyek jalan diduga dikerjakan asal jadi.

Ada yang mutunya tidak sesuai spesidikasi, hingga temuan dugaan kekurangan volume.

Baca juga: Pungli di Siantar Zoo Merajalela, Dishub Siantar Bergerak Setelah Kasusnya Viral

Dalam temuan BPK RI, terdapat kekurangan volume dan tidak sesuai spesifikasi teknis atas 16 paket pekerjaan sebesar Rp1.386.484.123,71, dan tiga paket kontrak pekerjaan konstruksi jalan tidak memenuhi spesifikasi pengukuran dan pembayaran.

Berdasarkan hasil pemeriksaan secara uji petik atas dokumen kontrak dan dokumen pendukung lainnya, pemeriksaan fisik serta pengujian laboratorium, diketahui terdapat banyak masalah dalam proses tender dan pengerjaan.

Sayangnya, dugaan korupsi ini terkesan dibiar-biarkan saja oleh aparat penegak hukum di Sumatra Utara.

Padahal, Presiden RI Joko Widodo sangat konsern terhadap jalan rusak di Indonesia. 

Pemerintah Tidak Punya Kreativitas

Pengamat Tata Kota dari Universitas Islam Sumatra Utara (UISU), Rafriandi Nasution mengatakan, kelemahan pejabat di lingkungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Sumut belum memiliki kreativitas yang cukup untuk mendapatkan sumber dana untuk membangun infrastruktur.

"Kreativitas dan inovasi pejabat-pejabat kita masih lemah dalam mencari sumber-sumber pendanaan untuk bisa memperbaiki infrastruktur di daerahnya masing-masing," ujar Rafriandi kepada tribun-medan.com, Sabtu (6/5/2023).

Baca juga: Nyabu di Hotel, Briptu B, Anggota Polres Batubara Ternyata Dilaporkan Istri Sendiri

Dikatakan Rafriandi, perbaikan jalan di Sumatra Utara akan sangat besar terpengaruh dari prioritas visi dan misi dari kepala daerah.

Hal ini juga akan tergambarkan dalam alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) suatu daerah.

"Kita harus lihat juga kitab sucinya Sumut Bermartabat itu, apakah infrastruktur di peringkat pertamanya. Kalau infrastruktur di peringkat pertamanya kita bisa menyalahkan gubernurnya dalam visi misi nya yang baru bisa terlaksana 30 sampai 40 persen," katanya.

Baca juga: Jadi Sarang Ular dan Lipan, Proyek Rumah Mandiri Korban Pengungsi Gunung Sinabung Diduga Dikorupsi

Untuk itu, kata Rafriandi, sebagai kepala daerah harus memahami masalah utama dari suatu daerah sebelum mencalonkan diri untuk menjadi pemimpin.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved