Sosok

SOSOK Ganjar Pranowo, Calon Presiden 2024 yang Resmi Diusung PDIP oleh Ketum Megawati

Ganjar Pranowo lahir 28 Oktober 1968, Ia adalah Gubernur Jawa Tengah dua periode yang menjabat sejak 23 Agustus 2013.

Penulis: Rizky Aisyah | Editor: Randy P.F Hutagaol

TRIBUN-MEDAN.com.MEDAN - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kini tengah menjadi perbincangan masyarakat.

Karena Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akhirnya mengumumkan bakal calon presiden (capres) dari partainya. Megawati mengumumkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres dari PDIP.

"Maka pada jam 13.45 dengan mengucapkan bismillahirrohmanirrohim, menetapkan saudara Ganjar pranowo, sekarang adalah Gubernur Jawa Tengah, sebagai kader dan petugas partai untuk ditingkatkan penugasannya sebagai calon Presiden Republik Indonesia dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," kata Megawati di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023).

Lantas Bagaimanakah Sosok Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo lahir 28 Oktober 1968, Ia adalah Gubernur Jawa Tengah dua periode yang menjabat sejak 23 Agustus 2013.

Sebelumnya, ia merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi PDI Perjuangan periode 2004–2009 dan 2009–2013.

Selain itu, Ganjar juga menjabat sebagai Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) periode 2014–2019.

Ganjar Pranowo dilahirkan dari keluarga yang sederhana pada tanggal 28 Oktober 1968 lalu di desa lereng Gunung Lawu, Karanganyar.

Ganjar Pranowo memiliki nama asli Ganjar Sungkowo yang artinya Ganjaran dari kesusahan atau kesedihan.

Namun, saat Ganjar akan memasuki sekolah dasar, nama Sungkowo diganti menjadi Pranowo oleh orang tuanya.

Pergantian nama ini terjadi karena rasa ketakutan dari orang tua Ganjar, apabila nama Sungkowo tetap maka sang anak kelak selalu berkubang dengan kesialan dan kesusahan.

Ayah Ganjar bernama S. Pamudji dan Ibunya bernama Sri Suparni. Ganjar merupakan anak kelima dari enam bersaudara.

Nama-nama saudaranya yaitu Pri Kuntadi, Pri Pambudi Teguh, Joko Prasetyo, Prasetyowati, dan Nur Hidayati.

Ayah Ganjar sendiri berprofesi sebagai polisi dan juga sempat ditugaskan mengikuti operasi penumpasan PRRI atau Permesta.

Sedari kecil, Ganjar sudah menunjukan jiwa kepemimpinannya. Hal itu terbukti saat Ganjar sekolah dasar, Beliau selalu terpilih menjadi ketua kelas.

Saat akan memasuki SMP, keluarganya pindah ke Kutoarjo mengikuti tempat dimana ayahnya ditugaskan. Ganjar melanjutkan studinya di SMA Bopkri 1 Yogyakarta.

Di SMA beliau aktif dalam mengikuti kegiatan kepramukaan atau Dewan Ambalan.

Saat akan lulus SMA tahun 1980, ayahnya pensiun dari kedinasan di Polri. Untuk menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, ibunya membuka warung kelontong.

Sementara Ganjar juga pernah merasakan berjualan bensin di pinggir jalan.

Setelah kelulusan SMA tiba, Ganjar melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum di Universitas Gadjah Mada. Di kampus, beliau bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).

Selama masa kuliah, Ganjar mengaku pernah mengambil cuti kuliah selama dua semester.

Hal ini lantaran Ia tidak memiliki biaya untuk perkuliahan. Ganjar mengakui jika Ia memiliki hobi demonstrasi semasa kuliah.

Ganjar pernah turut andil mendemo rektor UGM periode 1986-1990, yaitu Koesnadi Hardjasoemantri.

Pada tahun 1994 Ganjar bertemu dengan Siti Atikoh Supriyanti ketika sedang KKN di Temanggung, Jawa Tengah. Atikoh merupakan seorang anak dari tokoh Nahdlatul Ulama dari Purbalingga Jawa Tengah.

Seusai Ganjar Pranowo lulus dari Fakultas Hukum UGM, Ia bekerja di lembaga konsultan HRD di Jakarta yaitu PT Prakarsa.

Ganjar juga pernah bekerja di PT Prastawana Karya Samitra dan PT Semeru Realindo Inti.

Ganjar aktif di GMNI dan mengagumi sosok Soekarno, dan Ganjar merupakan simpatisan PDI.

Pada tahun 1996, PDI memiliki konflik internal antara pendukung Soerjadi dan Megawati Soekarnoputri sebagai representasi trah Bung Karno.

Ganjar berada di kubu Megawati, meskipun pada kenyataannya ayah Ganjar merupakan seorang polisi dan kakaknya merupakan seorang hakim yang mana oleh Orba seluruh pejabat publik dilarang berpolitik dan harus mendukung Golkar sepenuhnya.

Dan pada akhirnya Ganjar memilih berkarir politik melalui Partai PDIP yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri.

Sebelum dan saat menjadi gubernur, Ganjar dikenal memanfaatkan media sosial Twitter untuk berkomunikasi dengan publik.

Dalam suatu pelantikan penjabat sementara kepala daerah, ia meminta para pejabat untuk aktif di media sosial agar bisa cepat menerima komplain dari warga serta menanggapi dan mengetahui informasi terbaru dari daerah masing-masing.

Menurut Ganjar, melalui media sosial, dirinya bisa mendengarkan masukan, kritik, bahkan mendengarkan protes dari masyarakat yang tidak suka dengan kebijakannya dalam memimpin Jawa Tengah.

Riwayat Pendidikan

SDN 1 Kutoarjo

SMPN 1 Kutoarjo

SMA BOPKRI I Yogyakarta

Universitas Gadjah Mada, Fakultas Hukum

Universitas Indonesia, Pascasarjana Ilmu Politik

Karir

Konsultan HRD PT. Prakarsa 1995-1999

Anggota Komisi IV DPR RI 2004-2009 (Bidang Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Pangan) 2004-2009

Wakil Ketua Komisi II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri, Otonomi Daerah, Aparatur Negara, Reformasi Birokrasi, Pemilu, Pertanahan Dan Reforma Agraria) 2009-2013

Anggota Pansus Angket Bank Century di DPR RI 2009-2010

Anggota Timwas Century di DPR RI 2010-2013

Ketua Pansus Ruu tentang Partai Politik di DPR RI 2007-2009

Ketua Pansus tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD di DPR RI 2007-2009

Anggota Badan Legislasi DPR RI 2004-2010

Sekretaris Fraksi PDIP MPR RI 2009-2010

Sekretaris I Fraksi PDIP DPR RI 2007-2009

Wakil Sekretaris Fraksi PDIP DPR RI 2010-2013

Gubernur Jawa Tengah 2013-2018

(cr30/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved