Puasa di Negeri Orang

CERITA Soraya, Pelajar Asal Medan yang Berpuasa di Belanda, Kaget Jam Buka Puasa yang Berubah-ubah

Diceritakan mahasiswi jurusan air and space law (advanced) ini mengaku sangat rindu jengkol klio buatan ibundanya. 

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Ayu Prasandi
HO
Soraya Sakinah 

Untuk mengobati rasa rindu di rumah, Soraya mengaku sering berbuka puasa bersama pelajar dan komunitas asal Indonesia yang berada di Belanda.

"Itu sering kami lakukan, setidaknya bisa menikmati rindu suasana di Indonesia atau bahkan ada mahasiswi lainnya yang masak makanan Indonesia kalau lagi kumpul-kumpul," ucapnya. 

Menurut Soraya, meski agama Islam merupakan agama minoritas di Belanda, tetapi toleransi warganya cukup tinggi.

"Kalau di sini, cari takjil mudah, karena ada satu swalayan di Belanda yang khusus jual takjil berbuka. Dan itu selalu ramai. Jadi tidak kesulitan kalau cari takjil," ucapnya. 

Supermarket penjual takjil itu kata Soraya juga cabangnya banyak, sehingga tidak perlu mengantre.

"Banyak disini swalayan khusus takjil yang jual itu kadang orang Turkey, Maroko dan lain-lain," terangnya.

Bahkan untuk melaksanakan salat lima waktu, kata Soraya, banyak pelajar asli Belanda yang mencari ruangan untuk pelajar muslim beribadah.

"Jangankan Taraweh, solat lima waktu saja itu sampai para professor yang ikut bantu mencarikan tempat. Jadi, sejauh ini toleransi yang aku dapat cukup baik," jelasnya.

Soraya mengaku dirinya yang menjaga untuk tidak salaman dengan bukan yang muhrim, juga tidak didiskriminasi oleh teman-temannya.

"Semua menghormati banget di sini. Makanya yang terberat selama puasa di sini ya itu rindu masakan jengkol umi," tukasnya

(cr5/tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved