Berita Medan

BAK Disambar Petir, Cerita Ayah Bunga Lestari Saat Terima Kabar Anaknya Ditikam di Kamar Kos

Seketika ia langsung berlari dan merebut ponsel istrinya, lalu berbicara dengan penelepon, yang mengaku bukan Bunga, anaknya.

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Ayu Prasandi
HO
Seorang mahasiswi Politeknik Medan (Polmed) bernama Bunga Lestari usia 19 tahun, tewas ditikam orang tak dikenal (OTK) di dalam kamar kos-kosannya Jalan Sipirok, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Sumut. Korban sempat mendapat pertolongan di RS USU, namun tidak tertolong hingga meninggal dunia. Korban dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk dilakukan autopsi, Jumat (7/4/2023) siang. (HO) 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Jumat 7 April sekitar pukul 13:00 WIB, Sakino bergegas pulang ke rumah usai salat Jumat dari masjid dekat rumahnya di Lingkungan IV, Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Entah mengapa langkah kakinya lebih cepat berjalan dari sebelumnya menuju ke rumah.

Berjarak sekitar 10 meter dari rumah, dia mendengar suara telepon istrinya berdering, mendapat telepon dari anak bungsunya, Bunga Lestari (19), yang berada di Kota Medan.

Kemudian telepon pun diangkat sang istri.

Dari jarak ini Sakino melihat istrinya tergagap-gagap menerima panggilan. 

Seketika ia langsung berlari dan merebut ponsel istrinya, lalu berbicara dengan penelepon, yang mengaku bukan Bunga, anaknya.

Lantas ia menanyakan siapa yang memegang dan menelpon melalui handphone anaknya.

Dengan nada kurang jelas si penelepon terbata-bata berbicara. Dia meminta agar keluarga Bunga Lestari (19), segera datang ke Jalan Sipirok, Kecamatan Medan Selayang.

Kata si penelepon, Bunga mengalami pendarahan hebat sehingga harus sesegera mungkin dibawa ke Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (USU) di Jalan dr Mansyur Medan.

Disini Sakino makin bingung, karena penelpon tak menjelaskan apa yang dialami anaknya.

"Bunga mengalami musibah. Pokoknya bapak datang kemari,"kata Sakino menirukan percakapan.

"Bisa datang, cuma kami jauh, di Batang Toru,"jawab Sakino.

Suasana hati Sakino dan istrinya semakin gak karuan. Karena jauh berada di Kabupaten Tapanuli Selatan, lantas dia menghubungi baesan nya di Medan untuk segera datang ke indekos anaknya tersebut.

Sementara dia dan istrinya langsung mencari mobil travel supaya bisa langsung ke Medan tanpa mengetahui pasti apa yang dialami Bunga.

Kurang lebih 1 jam kemudian, baesan atau mertua anaknya menelpon dan mengatakan sudah sampai di RS USU. Disini dokter meminta persetujuan agar anaknya bisa dioperasi.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved