Rekam Jejak Arteria Dahlan
Rekam Jejak Arteria Dahlan, Pernah Katai Kemenag Bangsat Hingga Berfoto dengan DPO Polda Sumut
Arteria Dahlan akhir-akhir ini menjadi sorotan lantaran kerap menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat
TRIBUN-MEDAN.COM,- Arteria Dahlan, anggota Komisi III DPR RI terus menjadi sorotan publik.
Arteria Dahlan tak lepas dari beragam kontroversi yang ada.
Beberapa hari lalu, ia jadi sorotan lantaran sempat berdebat dengan sesama anggota Komisi III DPR RI, Benny K Harman.
Selain itu, Arteria Dahlan juga protes saat Menkopolhukam Mahfud MD menyebut ada markus atau makelar kasus di DPR RI.
Berikut ini adalah rekam jejak Arteria Dahlan, dan segudang kontroversinya di tengah masyarakat:
Berfoto dengan DPO Polda Sumut
Arteria Dahlan, anggota Komisi III DPR RI yang tak terima dengan adanya sebutan markus ternyata pernah berfoto dengan DPO Polda Sumut.
Saat itu, mantan ketua organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) di Kota Binjai bernama Samsul Tarigan masuk DPO Polda Sumut.
Samsul Tarigan masuk DPO sejak tahun 2019 karena kasus tambang galian C ilegal di Desa Tunggurono, Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai.
Baca juga: DPO Samsul Tarigan yang Berfoto Bareng Arteria Dahlan Masih Buron, Polda Sumut Minta Serahkan Diri
Selama DPO, Polda Sumut tak mampu menangkap Samsul Tarigan.
Namun, di tengah dirinya masuk DPO, Samsul Tarigan justru santai berfoto bareng dengan Arteria Dahlan, yang notabene adalah anggota DPR RI pada 7 Maret 2022 silam.
Saat foto bareng Arteria Dahlan dan Samsul Tarigan itu beredar, masyarakat pun heboh.
Masyarakat menyoroti kinerja Polda Sumut.
Sebab, Polda Sumut selalu mengklaim tengah mengejar Samsul Tarigan.
Baca juga: Grebek Persembunyian Samsul Tarigan di Sky Garden, Polisi Tak Temukan DPO Kasus Galian C Ilegal
Tapi nyatanya, Samsul Tarigan bisa santai berfoto bareng dengan Arteria Dahlan yang merupakan anggota Komisi III DPR RI dan tidak ditangkap.
Akhirnya, kasus ini pun mandek.
Di saat berstatus DPO, Samsul Tarigan kemudian melayangkan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri Medan.
Pada Mei 2022 silam, PN Medan kemudian menerbitkan pembatalan status DPO Samsul Tarigan.
Sejak kalah prapid, tak ada langkah hukum apapun yang dilakukan Polda Sumut hingga detik ini.
Larang penggunaan Bahasa Sunda
Sebelumnya, ia pernah meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin mencopot seorang Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) yang berbicara menggunakan bahasa Sunda dalam sebuah rapat.
Permintaan ini Arteria sampaikan dalam rapat kerja Komisi III DPR dengan Kejaksaan Agung, Senin (17/1/2022) silam.
"Ada kritik sedikit Pak JA (Jaksa Agung), ada Kajati, Pak, dalam rapat, dalam raker itu ngomong pakai bahasa Sunda. Ganti, Pak, itu," pinta Arteria.
Tidak jelas siapa Kajati yang Arteria maksud.
Namun, menurut dia, dalam memimpin rapat seorang Kajati harus menggunakan bahasa Indonesia agar tak terjadi salah persepsi dari orang yang mendengarnya.
"Kita ini Indonesia, Pak. Nanti orang takut, kalau pakai bahasa Sunda ini orang takut, ngomong apa, Kami mohon yang seperti ini dilakukan tindakan tegas," ujarnya.
Pernyataan Arteria ini pun menuai kontroversi.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, bahkan mendorong Arteria untuk meminta maaf ke masyarakat Sunda.
Merespons hal itu, Arteria tak bergeming.
Anggota Komisi III itu justru mempersilakan masyarakat yang tak terima pada ucapannya melaporkan dia ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI.
Bukan sekali ini saja nama Arteria ramai diperbincangkan publik. Tindakan dan ucapannya berulang kali jadi sorotan.
Berikut deretan kontroversi Arteria Dahlan yang dirangkum Kompas.com.
Cekcok dengan penumpang pesawat
Akhir November lalu, Arteria dan ibundanya, Wasniar Wahab, terlibat cekcok dengan seorang perempuan yang mengaku anak jenderal bintang tiga bernama Rindu Anggiat Pasaribu.
Percekcokan itu bermula ketika pesawat yang ditumpangi Arteria, Wasniar, dan Anggiat mendarat di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Minggu (21/11/2021).
Perseteruan ketiganya viral setelah rekaman videonya diunggah di akun Instagram Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni, @ahmadsahroni88.
Persoalan itu diduga terjadi ketika Wasniar dan Anggiat hendak mengambil barang mereka masing-masing yang sebelumnya dititipkan di bagasi pesawat.
Dari video, nampak Anggiat berkali-kali membentak ibunda Arteria.
"Udah diam aja, Bu," ucap Anggiat sambil menunjuk ibu Arteria.
"Eh, jangan tunjuk-tunjuk," balas Wasniar bersamaan dengan Arteria.
Perselisihan keduanya pun memanas hingga ibunda Arteria menyebut Anggiat tak punya sopan santun sama sekali.
Anggiat membalasnya dengan kata-kata yang tidak sopan.
"Kamu kok ngata-ngatain gila sih? Kamu yang gila," ucap perempuan itu.
Dalam video itu, Arteria nampak mempertanyakan siapa orang tua Anggiat.
Ia juga berulang kali menyebut akan memperpanjang urusan tersebut.
Benar saja, tak lama setelahnya kedua pihak membuat laporan ke kepolisian.
Baik pihak Arteria maupun Anggiat sama-sama mengaku tersinggung atas perkataan satu sama lain.
Namun demikian, perseteruan tersebut berakhir damai setelah Anggiat meminta maaf ke Arteria dan ibundanya.
Permintaan maaf itu disampaikan Anggiat langsung di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (25/11/2021).
Dalam pertemuan itu, Anggiat bersalaman serta mencium tangan Arteria dan Wasniar sambil menangis.
Minta penegak hukum tak dikenakan OTT
Pada November lalu, pernyataan Arteria juga sempat menuai kontroversi.
Ia menyatakan bahwa polisi, jaksa, dan hakim semestinya tidak bisa ditangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK.
Arteria beralasan, ketiganya merupakan simbol negara dalam penegakan hukum.
OTT selama ini juga dinilai membuat gaduh dan menyebabkan rasa saling tidak percaya antarlembaga.
Oleh karenanya, menurut Arteria, OTT hendaknya tidak dimaknai sebagai satu-satunya cara melakukan penegakan hukum.
"Sebaiknya aparat penegak hukum, polisi, hakim, jaksa, KPK, itu tidak usah dilakukan instrumen OTT terhadap mereka. Alasannya pertama mereka ini adalah simbolisasi negara di bidang penegakan hukum, mereka simbol-simbol, jadi marwah kehormatan harus dijaga," kata Arteria saat dihubungi, Jumat (19/11/2021).
Pernyataan Arteria itu langsung dihujani kritik yang bahkan datang dari pimpinan Komisi III sendiri.
Sebut Emil Salim Sesat
Pada 2019 lalu, sikap Arteria juga menuai kritik publik.
Dalam acara Mata Najwa yang ditayangkan Trans 7 pada 9 Oktober 2019, ia berdebat dengan ekonom senior Emil Salim.
Dalam perdebatan itu, Arteria berulang kali menuding Emil sesat karena Menteri Lingkungan Hidup era Presiden Soeharto itu menyebut bahwa KPK menyampaikan laporan pertanggungjawaban setiap tahun.
Bahkan, tudingan itu dilemparkan Arteria sembari menunjuk-nunjuk Emil. "Tidak ada, Prof. Prof sesat nih," kata Arteria sambil menunjuk-nunjuk Emil.
Tidak puas berbicara sambil duduk, Arteria bahkan berdiri sambil menunjukkan tangan ke arah Emil sambil berkata, "Ini namanya sesat."
Sikap Arteria ini menuai banyak kritik karena dianggap tidak sopan pada tokoh senior yang malang melintang di pemerintahan.
Mengumpat kasar ke Kemenag
Sikap Arteria juga sempat jadi sorotan pada Maret 2018 silam.
Hal ini karena dia melontarkan umpatan kasar ke Kementerian Agama (Kemenag) ketika rapat bersama membahas kasus First Travel di Kompleks Parlemen, Jakarta, 28 Maret 2018.
Semula, Jaksa Agung HM Prasetyo menyinggung kasus First Travel yang sedang disidangkan di Pengadilan Negeri Depok.
Arteria pun meminta Kejaksaan tidak hanya menginventarisasi aset First Travel, tetapi juga secara aktif melacaknya karena itu berkaitan dengan kerugian masyarakat.
Dalam rapat Arteria juga menyampaikan pandangannya bahwa Kemenag tidak berhasil melakukan pencegahan penipuan oleh biro perjalanan umrah terhadap para jemaah.
"Yang dicari jangan kayak tadi Bapak lakukan inventarisasi. Pencegahannya, Pak. Ini Kementerian Agama bang**t, Pak, semuanya, Pak," kata Arteria kepada Prasetyo.
Merespons hal itu, Kemenag tak terima.
Menteri Agama kala itu, Lukman Hakim Saifuddin, mengadukan Arteria ke MKD DPR.
Minta dipanggil "Yang Terhormat"
Pada 2017 silam ucapan Arteria juga sempat menuai kritikan.
Dalam rapat kerja antara Komisi III dengan KPK, 11 September 2017, ia meminta pimpinan KPK memanggil dirinya dan anggota DPR lain dengan sebutan "Yang Terhormat".
Arteria protes karena lima pimpinan KPK sejak awal rapat tak memanggil anggota dewan dengan sebutan itu.
"Ini mohon maaf ya, saya kok enggak merasa ada suasana kebangsaan di sini. Sejak tadi saya tidak mendengar kelima pimpinan KPK memanggil anggota DPR dengan sebutan 'Yang Terhormat'," kata Arteria.
Menurut dia, sudah sepantasnya pimpinan KPK memanggil anggota DPR dengan sebutan 'Yang Terhormat' selama rapat.
Bahkan, kata Arteria, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dan Presiden Joko Widodo juga memanggil anggota DPR dengan sebutan 'Yang Terhormat' sebagai penghormatan.
"Malahan Pak Tito memanggil kita kadang dengan sebutan 'Yang Mulia'. Ini pimpinan KPK sejak tadi enggak ada yang memanggil kita dengan sebutan 'Yang Terhormat'," kata dia.
Mendengar protes itu, Wakil Ketua KPK saat itu, Basaria Panjaitan, lantas mengucapkan sebutan "Yang Terhormat" setiap kali menjawab pertanyaan dalam rapat tersebut.
Arteria Dahlan punya utang Rp 4,5 miliar
Berdasarkan penelusuran Tribun Medan, Arteria Dahlan terakhir kali melaporkan hartanya ke KPK pada Desember 2019 senilai Rp23,7 miliar, dengan utang mencapai Rp 4,5 miliar.
Dalam daftar LHKPN KPK, Arteria Dahlan memiliki tiga tanah dan bangunan yang tersebar di Bogor, Jakarta Selatan dan Tulung Agung dengan total Rp 21 miliar.
Ia juga memiliki lima mobil dan empat sepeda motor dengan total aset senilai Rp 1 miliar.
Baca juga: PROFIL Samsul Tarigan, DPO Polda Sumut yang Bisa Bergaya Foto Bareng Anggota DPR RI Tanpa Ditangkap
Harta Kekayaan Arteria Dahlan
Harta kekayaan Arteria Dahlan anggota Komisi III DPR yang isyaratkan dukung Puan Maharani di Pilpres 2024.
Padahal, selain Puan Maharani, nama Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah juga muncul sebagai sosok calon yang akan diusung PDIP.
Arteria Dahlan adalah anggota DPR fraksi PDIP. Dia berharap presiden ke depan adalah seorang perempuan.
Baca juga: SOSOK Samsul Tarigan, DPO Polda Sumut Mantan Ketua OKP yang Pernah Jadi Pengutip Rekap Togel
Ucapan itu disampaikan politisi PDI-P tersebut ditengah rapat kerja Komisi III DPR dengan Komnas HAM, dan Komnas Perempuan.
Mulanya, anggota Komisi III DPR Ade Rossi mengingatkan agar Komnas Perempuan hati-hati menggunakan anggaran di luar APBN.
“Perlu saya ingatkan, hati-hati apabila dapat anggaran dari sumber-sumber yang lain. Independensi, transparansi, harus tetap dipegang Komnas Perempuan,” ujar Ade di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (18/1/2023).
Ia juga mengatakan bahwa isu-isu kekerasan pada perempuan mesti menjadi perhatian berbagai pihak.
Baca juga: Samsul Tarigan, DPO Mafia Galian C Masih Berkeliaran dan tak Mampu Ditangkap Polda Sumut
Ade menceritakan, banyak konstituennya yang puas karena Undang-Undang (UU) Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) sudah disahkan.
Maka, ia meyakini upaya untuk memperjuangkan berbagai isu perempuan bakal meningkatkan suara calon legislatif (caleg) perempuan di Parlemen RI.
“Karena kita menyinggung tahun politik di 2023 ini, mudah-mudahan keterwakilan perempuan saya setuju ditingkatkan kembali,” sebut dia.
“Mudah-mudahan bapak-bapak legowo ya, kalau perempuan suaranya naik di DPR RI, benar enggak?” candanya.
Mendengar hal tersebut Arteria kemudian memberikan respon.
Baca juga: HAMPIR Tiga Tahun Berkeliaran, Polda Sumut Sebut Lagi Fokus Buru DPO Samsul Tarigan
“Sepakat, presidennya perempuan juga presidennya,” celetuk dia.
Diketahui saat ini PDI-P belum mengumumkan siapa figur yang bakal dipilih sebagai calon presiden (capres).
Terdapat dua tokoh yang dianggap berpeluang untuk dipilih Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk mengikuti Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Keduanya adalah Ketua DPR RI Puan Maharani, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Baca juga: HEBAT KALI, Samsul Tarigan, DPO Polda Sumut Bisa Foto-foto dengan Anggota DPR RI Tanpa Ditangkap
Harta kekayaan
Harta kekayaan Arteria Dahlan mengalami kenaikan setelah tiga tahun berturut-turun diangka Rp13 miliar lebih.
Harta Rp13 miliar tersebut berdasarkan LHKPN Arteria Dahlan pada tahun 2016, 2017 dan 2018.
Pada tahun 2019, harta kekayaan Arteria Dahlan mengalami peningkatan.
I. DATA PRIBADI
1. Nama : ARTERIA DAHLAN
2. Jabatan : ANGGOTA DPR RI
3. NHK : 211785
II. DATA HARTA
A. TANAH DAN BANGUNAN Rp. 21.000.000.000
1. Tanah dan Bangunan Seluas 847 m2/600 m2 di KAB / KOTA BOGOR, HASIL SENDIRI Rp. 6.500.000.000
2. Tanah dan Bangunan Seluas 410 m2/600 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA SELATAN , HASIL SENDIRI Rp. 12.000.000.000
3. Tanah dan Bangunan Seluas 1280 m2/270 m2 di KAB / KOTA TULUNGAGUNG, HASIL SENDIRI Rp. 2.500.000.000
B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. 1.082.000.000
1. MOBIL, NISSAN X-TRAIL MINIBUS Tahun 2008, HASIL SENDIRI Rp. 150.000.000
2. MOBIL, MERCEDES BENZ SEDAN Tahun 2010, HASIL SENDIRI Rp. 310.000.000
3. MOBIL, HONDA CR-V JEEP Tahun 2007, HASIL SENDIRI Rp. 173.000.000
4. MOBIL, NISSAN SERENA MINIBUS Tahun 2010, HASIL SENDIRI Rp. 152.500.000
5. MOBIL, HONDA ACCORD SEDAN Tahun 2008, HASIL SENDIRI Rp. 225.000.000
6. MOTOR, HONDA SEPEDA MOTOR Tahun 2011, HASIL SENDIRI Rp. 5.500.000
7. MOTOR, YAMAHA SEPEDA MOTOR Tahun 2007, HASIL SENDIRI Rp. 4.000.000
8. MOTOR, HONDA SEPEDA MOTOR Tahun 2006, HASIL SENDIRI 2019 Rp. 3.000.000
9. MOTOR, YAMAHA YAMAHA XMAX Tahun 2019, HASIL SENDIRI Rp. 59.000.000
C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 685.000.000
D. SURAT BERHARGA Rp. ----
E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 1.015.194.425
F. HARTA LAINNYA Rp. ----
Sub Total Rp. 23.782.194.425
III. HUTANG Rp. 4.546.352.764
IV. TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp. 19.235.841.661.
(*/Tribun-Medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/arteria-dahlan-didampingi-calon-bupati-samosir-rapidin-simbolon.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.