Ramadan 1444 H
Masjid Raya Lubuk Pakam, Dibangun Tahun 1893, Terus Mempertahankan Warna Khas Melayu
Ukuran masjid juga tetap sama. Saat ini kanopi ditambah di setiap sisi masjid dan telah dibangun bagian untuk tempat wudhu.
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Ayu Prasandi
Pada saat itu, lanjut Mustafa, Tengku Raja Muda tinggal hanya sekitar 50 meter dari masjid raya ini dan sekarang sudah berdiri panti asuhan.
Disebut masjid ini dari awal mula dibangun tidak pernah berubah lebar dan panjangnya. Meski demikian Mustafa menyebut saat ini bagian atasnya sudah dinaikkan dan semakin meninggi.
“Kalau renovasi sudah gak terhitunglah. Masjid ini memang sudah diserahkan ke masyarakat dari dulu. Jadi berbeda sama masjid peninggalan yang lain kalau mau renovasi mesti izin dulu sama pemegang kesultanan sekarang.
Kalau dulu lantainya semen dan sekarang sudah keramik. Warna kuning khas melayu itu bisa diartikan kesetian terhadap raja. Kalau hijau itukan lambang islam.
Masjid ini sekarang bukan masjid ke Sultanan karena memang sudah dihibahkan ke masyarakat oleh Tengku Raja Muda,”kata Mustafa.
(dra/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Kondisi-Masjid-Raya-Lubuk-Pakam-yang-berada-di-Jalan-Tengku-Raja-Muda-Lubuk-Pakam.jpg)