Pembunuhan Gadis Belia Hafiza, Ayah Korban Sebut Pelaku dari Keluarga Mapan

Ayah Hafiza, Edi Purwanto (39) mengaku dirinya beserta keluarga merasa janggal atas motif pembunuhan

Editor: Dedy Kurniawan
Ho/ Tribun-Medan.com
Jenazah Bocah 8 Tahun Diduga Dibunuh 

TRIBUN-MEDAN.com - Heboh kasus pembunuhan Hafiza, bocah 8 tahun di Bangka Barat, ayah korban ungkap keluarga pelaku lebih mapan.

Ayah Hafiza, Edi Purwanto (39) mengaku dirinya beserta keluarga merasa janggal atas motif pembunuhan yang disampaikan pelaku AC (17).

Sebelumnya Kapolda Bangka Belitung, Irjen Pol Yan Sultra melalui konferensi pers, Kamis (16/3/2023) lalu, menyampaikan bahwa motif pelaku AC melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap Hafiza karena ingin mendapat uang dari keluarga korban.

Baca juga: Siaran Langsung Live Streaming Arsenal vs Crystal Palace, Prediksi Susunan Pemain Live Liga Inggris

Baca juga: Hukum Ziarah Kubur Jelang Bulan Ramadan Menurut Ustaz Abdul Somad, Berikut Adab yang Dianjurkan

Tersangka mengincar keluarga korban karena AC melihat korban berasal dari keluarga yang mampu di antara keluarga lain yang ada di tempat tinggalnya, yaitu perumahan perkebunan sawit.


 
"Karena tersangka melihat korban dari keluarga yang mampu, di antara keluarga yang tinggal di perumahan sawit, keluarga korban lah yang mampu," jelas Irjen Pol Yan Sultra.

Jenazah Bocah 8 Tahun Diduga Dibunuh
Jenazah Bocah 8 Tahun Diduga Dibunuh (Ho/ Tribun-Medan.com)

Konferensi Pers pengungkapan kasus pembunuhan Hafiza di Polda Kepulauan Bangka Belitung (Bangkapos.com/Sepri Sumartono)
Menanggapi hal itu, Edi ayah Hafiza yang ditemui Bangkapos.com, mengungkap keluarga pelaku justru lebih mapan karena memiliki kebun sawit yang luas.

"Dalam segi ekonomi itu memang lebih mampu keluarga si pelaku, karena punya kebun sawit itu pun udah berhektare-hektare. Sedangkan kami satu hektare pun belum ada. Itu secara mudahnya, secara ilmiah dan secara kasat mata," ungkap Edi, Minggu (19/3/2023).

Baca juga: Eks Staf Senior Gugat PT Lonsum Indonesia ke Pengadilan Karena Dianggap Melawan Hukum

Edi sebagai ayah korban, juga merasakan adanya kejanggalan lain.

Ia mengatakan jika motif hanya meminta uang, seharusnya pelaku membiarkan anaknya masih dalam kondisi baik, lalu mengirimkan pesan pada keluarganya.


"Jengkelnya di situ, seandainya kalau dia hanya menginginkan uang, harusnya anak ini tidak dieksekusi dulu. Harus diperlihatkan anak ini masih hidup. Jadi kami selaku keluarga bisa menyiapkan sejumlah uang yang dia minta," tambahnya.

Selain itu Edi juga merasa ada keanehan lain, jika melihat dari kondisi tubuh Hafiza saat ditemukan dengan kondisi tidak utuh.

Menurutnya itu menunjukkan adanya kemarahan atau dendam yang sangat besar.

"Seperti anak saya ini punya masalah besar sama dia. Sedangkan dari kecil, anak saya menganggap si pelaku ini sudah kayak kakak sendiri," imbuhnya.


 
Edi juga menganggap orang tua pelaku sudah seperti saudara kandung, karena dia perantau di Pulau Bangka.

Dia juga mengaku selama ini hubungan mereka baik-baik saja sebagai tetangga, tidak ada selisih paham apapun.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved