Kepalanya Dihargai 1 Juta Dollar, Umar Patek Nangis Ingat Korban Bom Bali yang Dibunuhnya

Umar Patek dinyatakan bebas bersyarat setelah menjalani dua pertiga masa hukuman kurungan penjara.

KOMPAS.COM/A. FAIZAL
Umar Patek pamer kemesraan dengan sang isteri usai menerima SK WNI di Lapas Porong Sidoarjo, Rabu (20/11/2019). 

Tampak momen kehangatan saat Umar menginjakan kaki di YLP. Sejumlah kombatan dan eks napi teroris menyambut kedatangan Umar Patek.

"Inilah mas Umar, orang yang paling dicari oleh pemerintah Amerika Serikat dan kepalanya sempat dihargai setara 4 milyar, kini dia berubah dan meneguhkan diri kembali ke pelukan NKRI," kata Ketua YLP, Ali Fauzi, Selasa (13/12/2022).

Dalam lawatan Umar Patek, Ali Fauzi tampak menyambut dan siap berkolaborasi menjadi duta perdamaian meninggalkan faham radikal ekstrimisme.

"Saya yang menjadi penjaminnya, beliau menyatakan setia pada NKRI. Maka dengan ini harapannya biasa bersama-sama menumpas faham terorisme," tandas Ali Fauzi.

Ali Fauzi mengenal betul bagaimana kepribadian Umar Patek. Ia memastikan jika Umar sudah kembali ke NKRI dan akan berjuang bersamanya untuk mengikis dan menyadarkan mereka yang menurutnya berada di jalan yang sesat.

Umar Patek berikrar dan berkomitmen menjadi pribadi yang lebih baik, juga siap menjalankan serangkaian program deradikalisasi yang diberikan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

"Saya bersedia membantu dan menanggulangi aksi terorisme, saya patuh dan tunduk dengan pemerintah memberi bantuan bagaimana cara meredam gempuran aksi teror di Indonesia," ungkapnya.

Pada sesi foto, Umar didampingi para mantan teroris membentangkan bendera merah putih bersama penghuni YLP dan Ali Fauzi.

Umar Patek sempat jadi buronan paling dicari

Umar Patek yang lahir pada 1970 merupakan salah satu dari beberapa orang yang terlibat dalam peristiwa Bom Bali 1 pada 2002.

Ia bahkan sempat menjadi buronan terorisme paling dicari, salah satunya oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).

Diberitakan Harian Kompas, 8 Oktober 2005, pemerintah AS menjanjikan imbalan 1 juta dollar AS bagi siapa pun yang bisa memberi informasi keberadaan Umar Patek.

Berdasarkan keterangan Kedutaan Besar AS di Filipina dan militer Filipina, Umar Patek saat itu dilaporkan bersembunyi di Mindanao, Filipina selatan, setelah melarikan diri dari Indonesia.

Umar Patek kemudian bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf pimpinan Khaddafy Janjalani yang dikenal sebagai kelompok terkait dengan Al Qaeda di Filipina.

Umar Patek ditangkap di Pakistan pada 2011.

Bersama istrinya, Umar Patek diterbangkan ke Indonesia dengan pesawat khusus dari Pakistan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved