Brigadir J Tewas Ditembak

BELA Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Febri Diansyah Sebut Kesaksian Bharada E Tidak Terverifikasi

Terdapat sejumlah keterangan yang bertolak belakang antara Ferdy Sambo dengan Richard Eliezer (Bharada E).

Editor: AbdiTumanggor
HO
Kuasa Hukum Putri Candrawathi, Febri Diansyah. 

Dia menambahkan, bahwa sejak awal sudah meragukan Ricky dan Kuat Maruf akan mau berkata jujur di persidangan. Padahal, ucapnya, sudah terlihat jelas adanya keterlibatan besar dua orang tersebut dalam pembunuhan ini.

"Ada pernyataan Ricky dan Kuat Maruf, mereka menyampaikan skenario tembak menembak di Divpropam. Penyidik Polres Jaksel interogasi, juga mereka bilang tembak-menembak. Padahal yang dipanggil terakhir di Saguling lantai tiga itu adalah Richard. Kok yang lain bisa tahu mengatakan skenario tembak-menembak?" ungkapnya.

Dia mengindikasikan hal ini menunjukkan, Kuat dan Ricky, sudah mendapat breafing untuk skenario yang digunakan sebelum terjadi pembunuhan.

Sementara itu, pada acara yang sama, Gayus Lumbuun yang merupakan mantan Hakim Agung, mengatakan seorang justice collaborator memang harus bisa memberikan keterangan yang tidak biasa-biasa saja.

"Seorang JS harus bisa bekerjasama mengungkapkan segala hal yang bisa menguntungkan persidangan terutama hakim," ugnkapnya.

Menurutnya, adanya kesaksian berbeda antara justice collaborator dengan sejumlah saksi lainnya tidak menjadi permasalahan.

"Bertentangan boleh, asal benar yang disampaikan," ungkapnya.

Terkait kosa kata hajar versi Ferdy Sambo, dan tembak versi Bharada E, menurut Gaayus, yang penting dilihat adalah tujuan dari kata itu.

"Ini bagi saya nggak menarik dibahas, karena tujuannya adalah menembak. Tetapi lanjutannya adalah seperti apa tingkatannya, apakah tembak mati, atau tembak kaki, atau seperti apa," tuturnya.

Jaksa penuntut umum menampilkan sarung tangan yang diduga dipakai Ferdy Sambo saat mengeksekusi Yosua pada 8 Juli 2022.
Jaksa penuntut umum menampilkan sarung tangan yang diduga dipakai Ferdy Sambo saat mengeksekusi Yosua pada 8 Juli 2022. (HO)

Pengacara Keluarga Brigadir J Sindir Kesaksian Ferdy Sambo

Di sisi alin, pengacara keluarga Brigadir Yosua Hutabarat, Martin Lukas Simanjuntak, menunjukkan foto senjata berkaki dua. Itu dilakukannya sebagai bentuk sindiran terhadap Ferdy Sambo, yang dalam kesaksiannya mengungkapkan mengambil senjata dari pinggang Yosua lalu menembak dinding untuk skenario baku tembak. "Ricky Rizal mengatakan dia mengamankan ataupun menyimpan senjata Yosua," ucapnya.

Selanjutnya, Bharada Richard Eliezer juga saksikan dan mengatakan senjata Yosua itu ada di dashboard mobil yang ditumpangi oleh Putri Candrawati dari Magelang ke Jakarta. "Lalu di dalam surat dakwaan juga setahu saya ada informasi bahwa Yosua menanyakan apakah saya boleh ambil senjata atau tidak Ibu? Ibu PC tidak menjawab," ungkapnya.

Dia mengatakan, itu bisa diasumsikan Putri Candrawati sudah tahu senjata itu diamankan sejak di Magelang. "Yang jadi persoalan baru adalah ketika pada saat Ferdi Sambo ditanya oleh hakim, senjata siapa yang kau gunakan untuk menembak ke arah dinding, (Ferdy) jawab senjata Yosua. Katanya senjata Yosua itu ada di pinggang," ungkap Martin.

"Yang menjadi pertanyaan kita, apakah senjatanya begini punya kaki, sehingga bisa jalan sendiri dari tempat persembunyian?" kata Martin ke arah Febri Diansyah pengacara Putri Candrawati di acara TV One.

Menurutnya, harusnya senjata itu memang punya kaki, untuk bisa kembali lagi ke pinggang Yosua. "Berdasarkan keterangan Ricky, ternyata senjata diamankan. Bagaimana caranya senjata ini bisa jalan sendiri ke pinggang Yosua?" terangnya sambil menunjukkan foto unik itu.

(*/tribun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Ferdy Sambo vs Richard Eliezer, Kesaksian Bharada E Dianggap Febri Tidak Terveriffikasi

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved