Piala Dunia di Kedai Tok Awang

Teringat Duel-duel Klasik

Piala Dunia 2022 kembali ke “setelan pabrik”. Kecuali Maroko, tujuh tim lain yang lolos ke babak perempat final adalah tim yang sejak awal diunggulkan

Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: T. Agus Khaidir
AFP/RABIH MOGHRABI
LEWATI - (Foto Dokumentasi) Pemain Tim Nasional Belanda Patrick Kluivert (tengah kostum oranye) melewati adangan pemain Tim Nasional Argentina Roberto Ayala (kiri depan) sementara rekannya Juan Sebastian Veron (kanan) berdiri mengawasi, pada satu momentum pertandingan babak Perempat Final Piala Dunia 1998 di Stade Velodrome, Marseille, Prancis, 4 Juli 1998. Belanda dan Argentina akan kembali berhadapan di babak Perempat Final Piala Dunia 2022 yang digelar Sabtu (10/12/2022) dini hari WIB. 

Kalimat ini langsung disergah Jek Buntal. Menurut Jek, pemain-pemain Inggris tak kalah jempolan. “Ini bintang lawan bintang. Kualitasnya sebelas dua belas dan karena itu mental jugak yang jadi penentu. Dan kurasa, mental pemain-pemain Inggris tak kalah dari Prancis,” ujarnya.

“Setuju aku,” kata Lek Tuman menimpali. “Cumak satu yang bikin aku agak kembut. Ngeri-ngeri sedap! Harry Maguire! Kalok penyakitnya datang, gawat kali, bisa dilibasnya gawang sendiri.”

Pembahasan terus memanjang. Dua laga lain, Brasil versus Kroasia dan Maroko kontra Spanyol belum terbilang laga klasik. Brasil baru empat kali bertemu Kroasia.

Brasil mendominasi dengan torehan tiga kemenangan dan satu kali imbang. Kemenangan terakhir Brasil diperoleh di laga uji coba internasional pada 3 Juni 2018. Gol-gol dilesakkan Neymar dan pemain yang tidak dibawa ke piala dunia kali ini, Roberto Firminho.

TERJENGKANG - (Foto Dokumentasi) Pemain Tim Nasional Brasil Neymar (tengah atas kostum kuning) terjengkang ditekel pemain Kroasia Vedran Corluka (bawah) pada satu momentum pertandingan Grup A Piala Dunia 2014 di Corinthians Arena, Sao Paulo, Brasil, 12 Juni 2014. Brasil dan Kroasia akan kembali berhadapan pada babak Perempat Final Piala Dunia 2022 yang digelar Jumat (9/12/2022) malam WIB.
TERJENGKANG - (Foto Dokumentasi) Pemain Tim Nasional Brasil Neymar (tengah atas kostum kuning) terjengkang ditekel pemain Kroasia Vedran Corluka (bawah) pada satu momentum pertandingan Grup A Piala Dunia 2014 di Corinthians Arena, Sao Paulo, Brasil, 12 Juni 2014. Brasil dan Kroasia akan kembali berhadapan pada babak Perempat Final Piala Dunia 2022 yang digelar Jumat (9/12/2022) malam WIB. (AFP/ODD ANDERSEN)

Adapun Maroko dan Portugal termasuk yang paling jarang bertemu. Baru dua kali, dan keduanya di kancah Piala Dunia, masing-masing pada Piala Dunia 1986 dan 2018. Mereka bergantian menang.

Tahun 1986, Maroko menggasak Portugal 3-1, sedangkan pada Piala Dunia 2018, pada 20 Juni, ganti Portugal menang 1-0.

AKSI - (Foto Dokumentasi Kombinasi) Pemain Tim Nasional Maroko Abdelmajid Dolmy berduel memperebutkan bola dengan Pemain Tim Nasional Portugal Magalhaes pada pertandingan babak Penyisihan Grup Piala Dunia 1986 di Guadalaraja, Meksiko, 11 Juni 1986 (foto kanan) yang dimenangkan Maroko 3-1, sementara kiper Maroko Badou Zaki (foto kiri) merayakan kemenangan bersama rekannya Mustapha Biaz. Maroko akan bertemu Portugal di babak Perempat Final Piala Dunia 2022 yang digelar Sabtu (10/12/2022) malam WIB.
AKSI - (Foto Dokumentasi Kombinasi) Pemain Tim Nasional Maroko Abdelmajid Dolmy berduel memperebutkan bola dengan Pemain Tim Nasional Portugal Magalhaes pada pertandingan babak Penyisihan Grup Piala Dunia 1986 di Guadalaraja, Meksiko, 11 Juni 1986 (foto kanan) yang dimenangkan Maroko 3-1, sementara kiper Maroko Badou Zaki (foto kiri) merayakan kemenangan bersama rekannya Mustapha Biaz. Maroko akan bertemu Portugal di babak Perempat Final Piala Dunia 2022 yang digelar Sabtu (10/12/2022) malam WIB. (AFP PHOTO)

“Maroko sedang semangat-semangatnya ini,” ucap Leman Dogol. “Aku, kok, ya feeling orang ini bisa bikin kejutan lagi.”

Maroko telah sampai di perempat final dan menyamai rekor Kamerun (1990), Senegal (2002), dan Ghana (2010). Dari ketiga negara ini, Ghana sudah berada dalam jarak paling dekat dengan fase empat besar. Kontra Uruguay, ketika skor 1-1 sepertinya akan bertahan, Ghana mendapatkan satu peluang bagus di penghujung laga.

Dalam kemelut di kotak penalti Uruguay, sundulan  Dominic Adiyiah yang meluncur ke gawang kosong diblok menggunakan tangan oleh Luiz Suarez. Wasit mengusir Suarez dan memberikan penalti untuk Ghana. Sungguh sayang, penalti itu gagal berbuah gol. Tendangan Asamoah Gyan melambung melewati mistar gawang.

“Keren memang main Maroko waktu lawan Spanyol. Cumak nggak bisa lagi mereka main kayak gitu. Portugal bukan Spanyol. Mereka nggak main oper sana oper sini lupa nyetak gol. Tengok, lah, pas main lawan Swiss itu. Ada peluang sikit, gas,” ujar Mak Idam.

“Apalagi kalok Ronaldo nggak main, ya, Mak,” timpal Sangkot. “Makin paten. Berani jugak Santos itu nyadangin Ronaldo.”

Perihal Ronaldo ini kemudian memunculkan pembahasan baru. Sebagian mendukung ucapan Sangkot. Sebagian lagi tidak. Zainuddin menyebut, Fernando Santos belum tentu akan mengulang strateginya. Boleh jadi, melawan Maroko, dia justru mengambalikan Ronaldo ke starting line up.

“Jadi intinya tengok-tengok lawan, lah. Pas jumpa Swiss, mungkin Ronaldo akan jadi pengganggu di depan karena sistem pertahanan Swiss yang rapat. Maroko mungkin beda. Ada peluang bagi pemain seperti Ronaldo untuk menusuk jauh ke dalam kotak 16. Dengan akselerasinya, untung-untung bisa dapat penalti,” katanya.

Detik berselang, Sudung dan Sangkot, juga Jek Buntal, berteriak nyaris serentak. “Penaldooo!” (t agus khaidir)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved