Berita Sumut

Gubernur Edy Sebut Angka Urbanisasi di Sumut Hingga 2022 Cukup Tinggi, Jumlah Petani Jadi Berkurang

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan bahwa pergeseran populasi masyarakat Sumut dari daerah pedesaan ke perkotaan hingga tahun 2022 cukup tinggi.

TRIBUN MEDAN/RECHTIN HANI RITONGA
Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi saat diwawancarai di Aula Tengku Rizal Nurdin Medan, Rabu (23/11/2022). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengatakan bahwa pergeseran populasi masyarakat Sumut dari daerah pedesaan ke perkotaan hingga tahun 2022 cukup tinggi.

"Perbandingan masyarakat di desa dan di kota tahun 80 itu di kota masih 20 persen dan di desa 80 persen, tapi tahun 2021 masyarakat di Kota 70 persen dan di desa tinggal 30 persen, saya dengar tinggal 21 persen di desa pada tahun 2022 nanti," Jelas Edy Rahmayadi dalam acara seminar Harkodia di Hotel Aryaduta Medan, Rabu (30/11/2022).

Baca juga: Minimalisir Korupsi di Sumut, Gubernur Edy Rahmayadi Dukung Sertifikasi Pengusaha dari KPK

Perpindahan tersebut, sebut Edy Rahmayadi, tentu membuat jumlah petani padi, sayur-sayuran dan lainnya berkurang di Sumatera Utara

"Sehingga tak ada yang menanam cabai, tak ada orang yang mau bersawah, semuanya mau pergi ke Kota. Tak punya tanah, beli triplek bikin pinggir sungai, makanya tagline saya membangun desa menanam kota agar orang mau di desa," ungkapannya. 

Kemudian, pada kesempatan ini Edy juga memaparkan persoalan Perguruan Tinggi yang memiliki lulusan 22 ribu sarjana per tahun namun sedikit yang memiliki pekerjaan. 

"Seluruh mahasiswa kita ini sekarang 75.708 dengan perguruan tingginya 220 yang terdiri dari 7 negeri dan 213 swasta dan ada 9 lagi ini dalam proses pengajuan. Bapak-bapak sekalian 100 orang aja kita hitung berarti sudah 22 ribu orang per tahun sarjana yang lulus di kota Medan, dan tahun 2022 ini yang diterima kerja hanya 28 orang," Jelasnya.

Melihat persoalan yang ada di Sumatera Utara, Edy meminta kepada para penguasa, pemimpin, asosiasi, hingga para petani untuk dapat berkolaborasi. 

"Sekolah ini bukan untuk cari kerja tapi mengisi ilmu mengelola wilayahnya karena potensi wilayah kita sangat menjanjikan. Saudara-saudaraku semua berkaitan, pengusaha, asosiasi, pemimpin dan petani semua berkaitan kalau tidak kita satu suara dalam kolaborasi tidak dalam pola percuma semua mubazir," sebutnya. 

Baca juga: Edy Rahmayadi Akui Bahwa Sumut Masih Rangking Dua Korupsi Terbanyak di Indonesia

Selain itu, dia juga membandingkan potensi wilayah Indonesia dengan Negara Singapura yang memiliki perbedaan perkapita yang sangat jauh. 

"Singapore hanya punya potensi wilayah 20 persen tapi sumber daya manusianya 80 persen, tapi bisa membangun sampai perbedaan perkapita dengan kita jauh sekali, tapi kita terbalik ini, sumber daya alam kita 80 persen sumber daya manusia 20 persen, Kita terus curi mencuri tapi tak kaya juga," pungkasnya.

(cr10/tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved