Hasil Pemilu Malaysia

Hasil Pemilu Malaysia, Mahathir Tenggelam, Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Bersaing Jadi Perdana Menteri

Kekalahan Menyakitkan Mahathir Mohamad di Pemilihan Umum (Pemilu) Malaysia, Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Bersaing Jadi Perdana Menteri.

Editor: AbdiTumanggor
ANWAR IBRAHIM’S OFFICE, MUHYIDDIN YASSIN/FACEBOOK
Pemimpin Oposisi Malaysia Anwar Ibrahim dan mantan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin. (ANWAR IBRAHIM’S OFFICE, MUHYIDDIN YASSIN/FACEBOOK) 

“Beberapa orang mungkin mengatakan saya tidak tahu malu tetapi itu tidak memengaruhi saya,” ucap Mahathir, sebagaimana dilansir The Straits Times.

“Bagi saya, yang penting adalah kita (bersama-sama) menghentikan mereka yang mencoba menghancurkan negara,” sambung Mahathir.

Sebelumnya, Pada Jumat (21/10/2022), Anwar Ibrahim membalas bahwa opsi bertemu bisa dilakukan. “Tidak ada masalah, kita bisa bertemu, kita bisa berdiskusi. Tapi saya selalu tekankan bahwa yang paling penting adalah mengapa kita melawan BN/PN (Barisan Nasional/Perikatan Nasional),” kata Anwar Ibrahim.

Diketahui, Pada Rabu (19/10/2022), Anwar Ibrahim secara resmi ditunjuk oleh Pakatan Harapan (PH) sebagai kandidat PM Malaysia.

Oposisi Malaysia sekarang terpecah menjadi tiga blok utama yakni PH, Perikatan Nasional (PN) yang dipimpin mantan PM Malaysia Muhyiddin Yassin, dan aliansi Gerakan Tanah Air yang dipimpin oleh Mahathir.

Anwar Ibrahim sebelumnya telah menyiratkan bahwa mungkin ada cara untuk bekerja sama dengan Mahathir dan Muhyiddin Yassin.

Pasang surut hubungan Mahathir-Anwar Ibrahim

Keputusan Mahahtir untuk bertemu Anwar Ibrahim mengejutkan banyak pihak. Keduanya sempat menjadi sekutu dan pernah menjadi seteru.

Pada 1998, saat Mahathir masih menjadi PM Malaysia, dia memecat Anwar Ibrahim dari Wakil PM Malaysia.

Setahun setelah itu, Anwar Ibrahim dihukum dan dipenjara karena korupsi dan sodomi. Menurutnya, dakwaan tersebut bermuatan politis.

Empat tahun setelah dibebaskan pada 2004, Anwar Ibrahim kembali dituduh melakukan sodomi oleh seorang pembantunya.

Menurut AnwarIbrahim, tuduhan itu bertujuan untuk menyingkirkannya dari jabannya saat itu sebagai pemimpin oposisi yang hampir mengalahkan Najib Razak, salah satu anak didik Mahathir, dalam pemilu 2013.

Ketika Najib menjadi PM Malaysia, Anwar Ibrahim kembali mendapat tekanan. Pada 2015, dia dipenjara karena kasus sodomi untuk kedua kalinya.

Pada 2016 Mahathir keluar dari UMNO di tengah seruan agar Najib Razak mengundurkan diri karena skandal korupsi 1MDB.

Mahathir lalu membentuk partai baru, Partai Bumi Bersatu Malaysia, sebelum bergabung dengan koalisi PH yang dipimpin Anwar Ibrahim.

Mahathir berjanji untuk mencari pengampunan kerajaan bagi Anwar Ibrahim dan menyerahkan jabatan PM kepadanya jika koalisi berhasil menggulingkan Najib dan pemerintah yang dipimpin UMNO.

Pada 2018, Mahathir memimpin koalisi dan menang pemilu, sekaligus mengakhiri 60 tahun kekuasaan UMNO. Mahathir jadi PM.

Seminggu kemudian, Anwar Ibrahim diampuni dan dibebaskan.

Pada 2019 Anwar Ibrahim menyangkal tuduhan telah melakukan pelecehan seksual terhadap mantan ajudan prianya. Kasus ini dibatalkan dengan alasan tak cukup bukti. 

Pada 2020, Mahathir mundur dari kursi PM Malaysia dan tidak memberikannya kepada Anwar Ibrahim.

Kursi PM Malaysia justru diambil alih Muhyiddin Yassin. Anwar Ibrahim pun merasa dikhianati oleh Mahathir.

(*/tribun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anwar Ibrahim Vs Muhyiddin Yassin, Siapa PM Baru Malaysia?"

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahathir Siap Bentuk Koalisi dengan Anwar Ibrahim: Biar Orang Bilang Saya Tak Tahu Malu "

Sumber: Kompas.com
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved