Pembunuhan
Harapan Munthe yang Mutilasi Istrinya Dikenal Baik dan Bekerja sebagai Tukang Becak
Keluarga pelaku mutilasi menceritakan keseharian pelaku sebagai tukang becak di Doloksanggul.
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, HUMBAHAS - Keluarga pelaku mutilasi menceritakan keseharian pelaku sebagai tukang becak di Doloksanggul.
Kakak ipar pelaku Samaria Sinambela (51) mengutarakan Harapan Munthe (44) dikenal sebagai orang baik di kalangan masyarakat.
"Dia itu orang yang baik. Dia setiap hari bawa becak juga. Baik kok kerja," ujar Samaria Sinambela, Minggu (13/11/2022).
Samaria Sinambela menuturkan pelaku dan korban selama ini hidup harmonis bersama anaknya yang bernama Roy.
Baca juga: Sejumlah Barang Bukti Diamankan dari Harapan Munthe, Suami yang Mutilasi Istrinya di Doloksanggul
Samaria pun tak bisa menyampaikan lebih banyak lagi soal sosok pelaku dan korban karena ia terlihat lemas pascamengetahui kejadian sadis tersebut.
Setelah kejadian, sejumlah warga datang secara bergantian menyambangi rumah Samaria untuk memberikan penghiburan.
Sebelumnya, pembunuhan sadis, tepatnya mutilasi menggemparkan warga Desa Pasaribu, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbahas (Humbang Hasundutan).
Pagi tadi, Sabtu (12/11/2022), Harapan Munthe membunuh istrinya sendiri, Nurmaya Situmorang.
Kakak ipar Harapan Munthe, Samaria Sinambela (51) menceritakan kronologi kasus pembunuhan yang terjadi di Doloksanggul.
Samaria menuturkan ia bertetangga dengan korban.
Samaria menuturkan Harapan Munthe menyampaikan peristiwa pembunuhan tersebut kepada anak Samaria Sinambela saat berjumpa di pekarangan belakang rumahnya.
Baca juga: Ayu Ting Ting dan Luna Maya Akhirnya Berbaikan setelah Berseteru 6 Tahun Lamanya
Saat peristiwa tersebut terjadi, keluarga Samaria Sinambela tak mendengar apa-apa meski rumah mereka saling menempel.
"Enggak tahu karena kamarnya dikunci. Udah dikunci, kamar mereka juga agak sebelah sana (berada pada dinding terjauh) lagi, makanya enggak ada kedengeran suara," ujarnya.
Ia mengaku tak berani melihat kondisi rumah korban setelah peristiwa tersebut. Samaria menuturkan suaminya berjaga di pintu belakang sementara anaknya berjaga di pintu belakang untuk mengecek apakah ada pintu yang terbuka.
"Suamiku bilang samaku, kami aja yang masuk ke rumah. Aku enggak berani masuk ke rumah itu," sambungnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Jasad-korban-mutilasi-di-Humbahas-akan-segera-dibawa-ke-RS-Bhayangkara-Medan.jpg)