7 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kanker Paru-paru
Perokok memiliki kemungkinan 15 hingga 30 persen lebih besar terkena kanker paru dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
TRIBUN-MEDAN.COM - Indonesia merupakan salah satu negara berpenduduk terpadat nomor empat di dunia.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Kependudukan Dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) mencatat, data kependudukan semester II-2021 pada 30 Desember 2022 di Indonesia sebesar 273.879.750 jiwa.
Meski jumlah penduduk di Indonesia cukup banyak, sebagian dari mereka juga diketahui rentan terhadap penyakit kanker paru-paru.
Berdasarkan data Global Burden of Cancer Study (Globocan) 2020, kanker paru-paru menjadi salah satu penyakit mematikan nomor satu di Indonesia. Ditinjau dari jenisnya, kasus kematian pada penyakit ini sebanyak 30.843 orang atau 9,6 persen.
Menurut laporan Globocan dari World Health Organization (WHO), jumlah kematian akibat kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 234.511 orang.
Seperti pada kasus kanker lainnya, kanker paru-paru tidak berkembang dalam semalam.
Terkait dengan hal tersebut, Dokter Spesialis Kanker Paru-paru, Konsultan Senior, Dokter Onkologi Medis Parkway Cancer Centre, Singapore, Dr Chin Tan Min menjelaskan tentang seluk beluk kanker paru-paru dan pengobatannya.
Menurutnya, ada tujuh hal yang perlu diketahui tentang kanker paru.
Menjawab seputar pertanyaan tentang kanker paru-paru, Dr Chin mengatakan bahwa penyakit ini merupakan penyebab kematian akibat kanker yang berada pada urutan pertama di Indonesia.
Apakah orang yang tidak pernah merokok seumur hidupnya masih bisa terkena kanker paru-paru?
Menurut Dr Chin, merokok merupakan risiko terbesar untuk terkena kanker paru-paru.
Perokok memiliki kemungkinan 15 hingga 30 persen lebih besar terkena kanker paru-paru dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
“Semakin dini seseorang mulai merokok dalam hidupnya dan semakin banyak jumlah rokok yang ia hisap per tahun, maka semakin besar risiko untuk terkena kanker paru-paru,” jelas Dr Chin.
Perokok yang berhenti merokok telah mengurangi kemungkinan besar untuk terkena kanker paru-paru. Semakin lama seseorang telah berhenti merokok, maka semakin rendah pula kemungkinannya untuk terkena kanker paru-paru.
Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun tidak merokok, Anda masih tetap dapat terkena kanker paru.
Selain merokok, terdapat faktor risiko lain untuk terkena kanker paru-paru, yaitu menghirup asap rokok orang lain, paparan terhadap bahan kimia tertentu, seperti asbes dan karsinogen lainnya, serta riwayat kanker paru-paru dalam keluarga.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Dokter-Spesialis-Kanker-Paru-paru-Chin-Tan-Min.jpg)