Berita Medan

Imbas Tingginya Harga Kedelai, Pendapatan Pedagang Tahu dan Tempe Berkurang 30 Persen

Pedagang tempe di pasar tradisional Sei Kambing mengaku pendapatannya berkurang imbas dari tingginya harga kedelai di pasaran. 

TRIBUN MEDAN/YUFIS NIANIS NDURU
Pedagang tempe turut mengeluhkan kenaikan harga kacang kedelai, Minggu (6/6/2021). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Pedagang tempe di pasar tradisional Sei Kambing mengaku pendapatannya berkurang imbas dari tingginya harga kedelai di pasaran. 

"Sudah ketiga kalinya harga tahu dan tempe naik, sedangkan saya tidak mungkin juga menaikan harganya," ujar Anto pedagang di Pasar Sei Kambing kepada Tribun Medan, Rabu (2/11/2022). 

Dia mengatakan pendapatannya menurun sebesar 30 persen sejak adanya lonjakan harga kedelai. 

Baca juga: Produksi Kacang Kedelai di Sumatera Utara Meningkat, Capai 6.500 Ton, Melampaui Target Pemprov Sumut

"Sudah tiga hari saya gak jualan dan hari ini mulai jualan lagi karena baru ada modal," keluhannya. 

Meski harga tahu dan tempe naik di tingkat produsen, namun Anton tetap menjualnya dengan harga normal. 

"Kalau modal tahu satu papan aja udah naik jadi Rp 30 ribu, tapi untuk harga ecer kita jual dengan harga yang sama, yaitu seribu sebijinya," tuturnya. 

Sedangkan untuk tempe, dikatakannya produsen lebih memilih untuk mengecilkan ukuran tempenya dibandingkan harus menaikan harga. 

"Nah kalau tempe ukurannya yang dikecilkan dari ukuran biasanya tetapi harga tetap sama yaitu lima ribu rupiah per buah," ungkapnya. 

Baca juga: Harga BBM Shell Super Turun, Kini Lebih Murah Dibanding Pertamax

Dia berharap pemerintah dapat mengendalikan harga kedelai baik lokal ataupun impor, agar haga olahannya juga dapat stabil dan pedagang tetap mendapatkan untung. 

"Semoga harga kedelai turun sehingga harga tahu tempe juga turun," pungkasnya. 

(cr10/tribun-medan.com)
 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved