Berita Taput

Sempat Geger Gegara Hantu, Kini Warga Desa Siabalabal Beraktivitas Kembali

masyarakat desa Siabalabal tersebut mulai resah setelah kematian seorang warga bernama Jetton Tampubolon yang dinilai tidak wajar.

Penulis: Maurits Pardosi |
boombastis.com
Ilustrasi begu ganjang 

TRIBUN-MEDAN.com, TAPANULI UTARA – Masyarakat Desa Siabalabal I, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara sempat gempar akibat dugaan adanya hantu jadi-jadian yang berkeliaran di perladangan warga.

Setelah beberapa waktu kejadian tersebut, kini masyarakat desa tersebut telah beraktivitas kembali. Camat Sipahutar Kostan Panjaitan menguraikan, kondisi sudah aman kembali.

"Terkait isu hantu jadi-jadian, sudah aman dan masyarakat sudah beraktivitas kembali," ujar Camat Sipahutar Kostan Panjaitan, Senin (31/10/2022).

"Personil kepolisian dan TNI yang sempat buat posko sudah ditarik kembali," tuturnya.

Katanya masyarakat desa Siabalabal tersebut mulai resah setelah kematian seorang warga bernama Jetton Tampubolon yang dinilai tidak wajar.

Menurut warga, Jetton Tampubolon diketahui pergi dari rumah pada awal Oktober 2022 yang lalu pada pukul 05.00 WIB.

Kepergian Jetton Tampubolon pun menjadi pertanyaan warga sekitar karena ia pergi tanpa memberitahu keluarga. Sejak kepergian hingga pukul 21.00 WIB malam, Jetton Tampubolon tak kunjung pulang ke rumah.

Lalu, kepala desa bersama masyarakat mencari keberadaan Jetton Tampubolon hingga larut malam.

Jetton Tampubolon ditemukan di sebuah jurang pada posisi tersangkut di sebuah kayu dan sepeda motornya jatuh ke dasar jurang.

Warga setempat sempat melarikan Jetton Tampubolon ke puskesmas terdekat, namun dalam perjalanan, Jetton sudah meninggal.

Hal aneh yang dilihat masyarakat, sepasang sandal korban tertinggal di atas jurang dengan susunan rapi.

Pascakematian Jetton Tampubolon, hari berikutnya, 3 warga desa setempat mengalami linglung dan kesurupan dan sepertinya dihinggapi hantu jadi-jadian.

Warga juga menanyai dukun atau yang disebut orang pintar, setiap orang yang dihinggapi hantu jadi-jadian tersebut menjadi linglung dan mengaku ditemani dua pasang lelaki dan perempuan yang diyakini bisa berubah wujud menjadi binatang seperti babi.

Sehingga masyarakat sekitar tak berani pergi ke ladang. Bila harus ke ladang, masyarakat biasanya harus memiliki teman, setidaknya ada 2 atau 3 orang satu kelompok.

Pasalnya, hantu jadi-jadian tersebut diyakini sering berkeliaran di perladangan nenas mereka.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved