TRIBUNWIKI

SOSOK Saurlin Siagian, Pria Berdarah Batak yang Kini Jabat Komisioner Komnas HAM

Sementara pada tahun 1996 hingga 2000, ia duduk pada studi Program Sarjana, jurusan Ilmu Administrasi Negara, FISIP USU.

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
HO
Komisioner Komnas HAM Saurlin Pandapotan Siagian bersama ayahnya saat berada di kampung halaman di Toba beberapa waktu lalu.  

TRIBUN-MEDAN.com, TOBA - Seorang Komisioner Komnas HAM terpilih Saurlin Pandapotan Siagian atau Saurlin Siagian merupakan putra Toba yang sejak awal miliki perhatian perihal permasalahan sosial.

Saurlin Siagian adalah seorang aktivis sosial, pengajar, dan praktisi strategi untuk organisasiorganisasi masyarakat, lingkungan hidup dan hak asasi manusia di Indonesia dan berbagai negara di Asia dalam 20 tahun terakhir. 
 
Sebagai seorang komisioner Komnas HAM, ia telah mengecap berbagai pendidikan dan kursus.

Baca juga: Sosok Dokter Gigi Yang Disebut Irjen Teddy Minahasa : Ngaku Dibius Total Sampai 3 Jam

Pada tahun 2007 hingga 2008, ia mengecap pendidikan pada Studi Program Pasca Sarjana (MA), jurusan Hak Asasi, Pembangunan, dan Keadilan (Human Rights, Development and Social Justice), Institute of Social Studies, The Hague, Erasmus University, The Netherlands.

Sementara pada tahun 1996 hingga 2000, ia duduk pada studi Program Sarjana, jurusan Ilmu Administrasi Negara, FISIP USU.

Pria yang kerap dipanggil Saurlin ini pernah juga mengikuti Kursus Perencanaan Strategis, Pelibatan Multipihak, dan Keadilan Gender, ILC, Intrac, Italy, pada tahun 2018.

Selain itu, ia juga mengikuti Pelatihan Multistakeholder Engagement Strategies, ILC, Quito, Equador, pada tahun 201.

Pria yang terpilih Sekretaris Badan Pengurus Lembaga Bantuan Hukum BAKUMSU (Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat Sumatera Utara) sejak tahun 2020 hingga 2024 ini mengecap pendidikan Pendidikan Kepemimpinan WALHI, tingkat I dan II, 2020.

Sebelumnya, ia ikut serta dalam Program kursus Agraria, ISS Belanda tahun 2012, Program kursus Hak Asasi ELSAM pada tahun 2004, serta Program Kursus Pembuatan Kebijakan Publik berbasis Lingkungan (UI,Neso, CREM) tahun 2010.

Baca juga: SOSOK Kompol Ocha Usir Preman dari Rumah Wanda Hamidah, Ternyata Kakak Nikita Mirzani

Ilmu yang ia dapatkan ternyata diaplikasikan sebagai dosen di beberapa universitas di Sumatera Utara. Ia menjadi dosen FISIP Universitas Darma Agung, 2009 hingga sekarang.

Ia dipercayakan mengasuh mata kuliah Politik Hukum Agraria, Reformasi Administrasi Publik, dan Sosiologi Pembangunan.

Selanjutnya, ia menjadi Konsultan peneliti, Green Justice Indonesia pada tahun 2022 dengan  tematik penelitian: masyarakat Adat. 

Ia juga terpilih sebgai konsultan peneliti, Asia Society Policy Institute, berbasis di New York pada tahun 2021 hingga 2022 dengan tematik penelitian: Implikasi Sosial dan Ekologi proyek BRI (Belt and Road Initiative) di Indonesia. 

Selanjutnya, ia menuturkan sejumlah kesibukannya sebagai konsultan, misalnya menjadi Konsultan Keadilan Iklim dan Lingkungan VEM, Jerman, untuk wilayah Asia pada tahun 2013 hingga 2016.

Lalu, ia menjadi Kordinator International Land Coalition (ILC), untuk wilayah Asia pada tahun 2017 hingga 2020.

Baca juga: Sosok AKBP Arif Gemetar Usai Lihat Rekaman CCTV Brigadir J, Disuruh SamboHilangkan Barbut

Sebelum menjadi komisioner Komnas HAM, ia ternyata pernah menjadi supervisi dalam riset nasional Inkuiri Nasional Komnas HAM pada tahun 2014.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved