Berita Seleb

Gegara Makan Tutut, Livy Renata Masuk IGD Terkena Muntaber, Mengaku Badannya Sakit

Di momen itulah ia merasa keracunan dari tutut yang disajikan bersama makanan seafood lainnya hingga membuat dirinya muntah-muntah.

Tribun Medan
Livy Renata masuk IGD gegara makan tutut 

Hewan yang memiliki nama latin Pila ampullacea ini termasuk hewan air, tapi juga bisa hidup di darat dalam waktu yang sebentar.

Mengutip jurnal Biologi Lipi, hewan ini memiliki ukuran cangkang yang dapat mencapai tinggi 100 mm dengan garis-tengah ±100 mm.

Baca juga: Kenapa Livy Renata, Sampai Masuk UGD Gara-gara Makan Tutut : Perut Aku Lebay Banget

Keong ini hidupnya di perairan tawar dataran rendah, seperti di rawa, danau, sungai berarus lambat dan juga di kolam.

Daerah penyebarannya cukup luas, terdapat di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Thailand, Laos, Kamboja dan Vietnam.

Di beberapa daerah, tutut telah biasa diolah menjadi makanan dan cukup banyak disukai orang.

Kaya Protein

Menurut penelitian dari Positive Deviance Resource Centre, dalam 100gram keong sawah mengandung sejumlah kandungan gizi, yaitu 12 persen protein, 217 mg kalsium, 81 gram air dengan jumlah kolesterol rendah.

Kandungan vitamin pada keong sawah cukup tinggi didominasi vitamin A, E, Niacin, dan folat.

Selain itu, keong sawah juga mengandung mikronutrien berupa mineral, terutama kalsium yang sangat dibutuhkan oleh manusia.

Keong tutut juga dapat dijadikan sebagai obat penyakit liver atau hepatitis A karena mengandung protein yang cukup tinggi.

Protein yang terdapat di dalam keong tutut dapat meningkatkan ketahanan tubuh.

Bisa Menjadi Racun

Tutut bisa menjadi makanan kuliner yang cukup lezat, biasanya dimasak dengan bumbu kuning yang gurih hingga pedas.

Namun, tutut juga bisa menjadi makanan yang berbahaya, terlebih beracun.

Hal ini bisa terjadi jika dalam proses memasaknya kurang bersih dan tak sempurna.

Pasalnya, keong sawah ini bisanya hidup di habitat yang berlumpur sehingga rawan membawa parasit dan cacing.

Keong sawah juga membawa sisa pestisida di tubuhnya sehingga membuatnya beracun.

Oleh karenanya, tutut perlu diolah dengan baik dan sempurna agar aman dikonsumsi dan tak menjadi racun. (*)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved