Tiga Polisi Jujur

Tiga Polisi Jujur di Indonesia Menurut Mantan Presiden Gusdur

"Hanya ada tiga polisi jujur di negara ini: polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng." Pernyataan populer ini disampaikan mantan presiden Gusdur.

Editor: M.Andimaz Kahfi

Dalam Harian Kompas edisi 21 Januari 1971, Hoegeng menginginkan polisi dapat menjadi pelindung masyarakat, hingga masyarakat mendapat kesan bahwa mereka dapat ditolong, sekurang-kurangnya dengan nasihat.

Dalam pandangan Hoegeng polisi jangan alergi untuk dikritik, tanggapan masyarakat yang didasarkan pada fakta-fakta sangat diperlukan untuk melakukan perbaikan.

Widodo Budidarmo, kapolri ketujuh yang pernah menjadi anak buah Hoegeng bercerita, untuk membangun institusi yang bersih, Hoegeng selalu memberikan teladan baik dalam hal kedinasan maupun kehidupan pribadi.

Dalam buku Hoegeng Oase Menyejukkan di Tengah Perilaku Koruptif Para Pemimpin Bangsa (2009), Widodo Budidarmo bercerita, atasannya itu selalu berpesan kepada anak buahnya jangan sewenang-wenang menggunakan kekuasaan yang dipunyai.

"Ojo dumeh," kata Hoegeng.

Selain itu, pesan Hoegeng yang akan selalu dikenang Widodo adalah: "It’s nice to be important, but it’s more important to be nice." (Memang baik menjadi orang penting, tetapi yang lebih penting menjadi orang baik).

Widodo pun mengenang ketika Hoegeng berpesan supaya polisi jangan mau disuap.

"Mas Widodo jangan sampai kendor memberantas perjudian dan penyelundupan karena mereka ini orang-orang berbahaya: suka menyuap. Jangan sampai polisi bisa dibeli," kata Widodo menirukan pesan dari Hoegeng.

Selaku Kapolri, Hoegeng selalu memberikan contoh, baik kepada Kapolda maupun perwira di Mabes Polri, utamanya terkait kepemimpinan.

Selain sebagai pemimpin yang bersih, Hoegeng juga pekerja keras.

Datang ke kantor pagi pukul 07.00 pulang sampai larut malam.

Ia tidak mau berkompromi ketika ada penyelewengan.

"Orangnya suka terus terangan, ceplas-ceplos dan blak blakan kalau mengomentari hal-hal yang tidak wajar di masyarakat. Itulah yang sering menimbulkan hubungan kurang baik, terutama dengan pejabat-pejabat yang tersinggung dengan komentarnya," cerita Widodo.

"Apalagi pejabat yang suka menjadi beking dari oknum-oknum penjahat, koruptor, penyelundup, penjudi dan sebagainya," kata dia. (*)

 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved