Brigadir J Ditembak Mati
Pakar Psikologi Forensik Ini Beber Alasan Sambo Mau Mengotori Rumah Dinasnya dengan Darah Brigadir J
Alasan Ferdy Sambo menghabisi nyawa Brigadir J di rumah dinasnya mendapat sorotan dari pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel.
TRIBUN-MEDAN.COM - Reza Indragiri Amriel, pakar psikologi forensik, turut menyoroti tabiat Irjen Ferdy Sambo dan rekannya memilih lokasi dan TKP pembunuhan Brigadir J di rumah dinasnya di kawasan Duren Tiga, pada 8 Juli 2022.
Kenapa Ferdy Sambo mau mengotori rumah dinasnya itu dengan darah Brigadir J?
Dalam wawancara kepada Metro TV News yang dikutip pada Senin (16/8/2022), Reza Indragiri Amriel mengungkap analisanya.
Menurut sang pakar, ada teori skenario soal kalkulasi kejahatan yang menentukan waktu hingga lokasi kejahatan dilakukan.
"Mengapa mau mengotori rumahnya sendiri? Lagi-lagi kita bicara soal kalkulasi kejahatan," ungkap Reza Indrairi Amriel, dikutip TribunnewsBogor.com dari Youtube Mtero TV News, Selasa (16/8/2022).
Kemudian, pakar psikologi forensik itu pun menyinggung soal kewarasan tersangka, yakni Ferdy Sambo.
Tak mengelak, pakar psikologi forensik ini menyebut kalau Ferdy Sambo ini cerdas dalam memilih lokasi pembunuhan.
"Pelaku ini adalah orang yang waras, yang rasional. Bahkan kecerdasannya mungkin di atas rata-rata," ungkap Reza.
Menurut Reza, Ferdy Sambo sudah menimbang-nimbang soal lokasi TKP pembunuhan Brigadir J di rumah dinas.
Mengingat rumah dinas adalah kawasan eksklusif untuk para pejabat polisi. Sehingga, tak akan sembarangan bisa diakses oleh orang lain.
"Memang, pemilihan lokasi sedemikian rupa ini ideal. Ideal karena kawasan rumah tersebut adalah eksklusif. Yang sungguh-sungguh tidak bisa diakses oleh kebanyakan orang," papar Reza Indragiri.
Lantaran ekslusif itulah, Ferdy Sambo pun disebut Reza, bisa merekayasa kejadian pembunuhan Brigadir J seolah tembak-menembak.
Tak hanya rekayasa kejadian, Ferdy Sambo pun disebut Reza, sangat leluasa untuk menghilangkan semua barang bukti mengingat lokasi kejadian ada di rumah dinasnya sendiri.
"Di situ tersangka FS bisa merekayasa TKP, menghilangkan CCTV, melakukan pengkondisian terhadap orang-orang yang berpotensi menjadi saksi. Juga tersangka memiliki keleluasaan menghilangkan barang bukti.," ungkap Reza.
Selain itu, lantaran rumah dinas merupakan kawasan khusus untuk anggota polisi, maka kata Reza, Brigadir J pun tidak bisa kabur sebelum dihabisi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Ferdy-Sambo-Istri-dan-Ajudan.jpg)