Kontroversi Tewasnya Brigadir Yosua
Pengakuan Ferdy Sambo Sudah Diperiksa 4 Kali, Benar? Ditanggapi Komnas HAM, Terkuak Oknum Ambil CCTV
Berikut perkembangan terbaru kasus terbunuhnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J, Jumat (5/8/2012).
Mereka diduga menghambat penanganan olah tempat kejadian perkara (TKP) tewasnya Brigadir J.
Pengambil CCTV Sudah Diperiksa
Kapolri mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap oknum polisi yang terlibat terkait CCTV di sekitar rumah dinas Ferdy Sambo tersebut.
"Kita sudah mendapatkan bagaimana proses pengambilan dan siapa yang mengambil juga sudah kita lakukan pemeriksaan, dan saat ini tentunya kita akan melakukan proses selanjutnya," ungkapnya, Kamis, dikutip dari Kompas.com.
Menurutnya, oknum-oknum yang terbukti melakukan pelanggaran kode etik akan ditindak tegas.
“Seperti yang tadi saya sampaikan nanti akan kita proses nanti berdasarkan hasil keputusan apakah ini masuk ke dalam pelanggaran kode etik maupun pelanggaran pidana,” jelasnya.
Beda Keterangan soal CCTV Rusak
Sementara itu, Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik menyampaikan, sejak awal pihaknya mempersoalkan mengapa ada keterangan yang berbeda terkait rusaknya CCTV di sekitar rumah dinas Ferdy Sambo.
Baca juga: Terkini Nasib 25 Oknum Polisi Kacaukan Kasus Brigadir J, Komnas HAM Akan Periksa, DPR Geram
"Fokus dulu di CCTV yang sejak awal kami persoalkan itu, kok bisa dikatakan rusak dengan keterangan yang berbeda satu dengan lainnya."
"Yang satu bilang disambar petir, ADC bilang sudah rusak sejak lama," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis 4 Agustus 2022.
"Nah sekarang sudah ada indikasi kuat unsur kesengajaan. Bisa disebut sebagai dugaan obstruction of justice, upaya melawan hukum yang mengganggu proses penegakan hukum," terangnya.
Ia menyampaikan, Komnas HAM ingin tahu isi CCTV tersebut untuk memastikan apakah benar ada tembak-menembak antara Bharada E dengan Brigadir J.
Komnas HAM akan menanyakan terkait CCTV tersebut dalam permintaan keterangan kepada kepolisian pada Jumat (5/8/2022).
Sebagai informasi, dari awal pengusutan kejadian tersebut disebutkan bahwa CCTV di rumah Ferdy Sambo dalam kondisi rusak dan sempat ada CCTV yang diganti.
Kapolres Metro Jakarta Selatan nonaktif, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto, saat itu menyampaikan bahwa decoder CCTV di rumah Ferdy Sambo rusak.
Budhi juga pernah mengakui anggotanya mencabut dekoder CCTV di Kompleks Polri, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta.
Dekoder CCTV itu diganti sehari setelah insiden penembakan yang menewaskan Brigadir J.
• KABAR TERBARU Bharada E Perlu Dilindungi agar tak Diintimidasi saat Diperiksa Kasus Brigadir J
Seperti diketahui, Brigadir J tewas pada Jumat, 8 Juli 2022 lalu.
Menurut pihak kepolisian, Brigadir J yang merupakan sopir istri Ferdy Sambo itu, tewas setelah baku tembak dengan ajudan Ferdy Sambo yakni Bharada E.
Baku tembak itu disebut Polri terjadi di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Masih menurut keterangan polisi, Brigadir J tewas ditembak lantaran akan melakukan pelecehan dan penodongan pistol kepada istri Ferdy Sambo.
Kronologi singkat tewasnya Brigadir J
Berdasarkan penjelasan awal polisi, Brigadir Jtewas usai baku tembak dengan Bharada E di rumah irjen Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022.
Menurut polisi, baku tembak itu dipicu oleh Brigadir J yang melakukan pelecehan dan pengancaman berupa penondongan senjata ke kepala istri Irjen Ferdy Sambo, PC.
Akibat baku tembak itu, Brigadir J pun meninggal dunia.
Kendati demikian, pihak keluarga Brigadir J menilai ada kejanggalan terkait penyebab kematian Brigadir J.
Pasalnya, ditemukan sejumlah luka di jenazah Brigadir J.
Pihak keluarga pun menduga ada percobaan pembunuhan ke Brigadir J.\
Baca juga: KABAR TERBARU Bharada E Perlu Dilindungi agar tak Diintimidasi saat Diperiksa Kasus Brigadir J
(*/TRIBUN-MEDAN.com)
Sumber: Tribunnews.com/ Tribun-Medan.com
Pengakuan Ferdy Sambo Sudah Diperiksa 4 Kali, Benar? Ditanggapi Komnas HAM, Terkuak Oknum Ambil CCTV
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Kasatgassus-Polri-Irjen-Ferdy-Sambo.jpg)