Brigadir J Ditembak Mati
TANGIS Ibunda Brigadir J: Mana Bapak Ibumu yang Kau Bangga-banggakan Itu? Kau Bilang Terbaik Itu. .
Sebelum peti mati dibuka, ucapan tangisan ibunda Brigadir J menjadi sorotan yang sangat menyentuh hati.
TRIBUN-MEDAN.COM - Ada momen menarik perhatian saat Jenazah Brigadir J tiba di rumah orangtuanya di Muaro Jambi.
Saat peti mayat di masukkan ke dalam rumah yang cukup sederhana itu, tangisan dari keluarga langsung pecah.
Sang ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat, langsung minta peti mati dibuka. Sementara sang ibunda, Rosti Simanjuntak, tampak meraung-raung di samping peti mati.
Sejumlah orang tampak memegangi kedua orangtua Brigadir J. Di dalam rumah juga tampak sejumlah polisi baik yang berdinas provost maupun berpakaian sipil.
Pihak keluarga tampak ngotot agar peti jenazah dibuka. Bahkan, sang ibunda Brigadir J berkeras agar dia bisa melihat terakhir kali putranya bagaimana pun kondisinya.
"Saya ibunya, saya yang melahirkan dia, saya yang membesarkan dia. Aku ingin melihat anakku terakhir kalinya bagaimanapun kondisinya,"kata ibunda Brigadir J di hadapan petugas yang sempat melarang keluarga agar tidak membuka peti jenazah.
Kalau tidak dibuka, maka mereka pihak keluarga tidak mau tanda tangan serah terima jenazah. Komunikasi pun alot hingga peti jenazah pun diperbolehkan dibuka.
Tapi dengan catatan tidak boleh ada yang merekam video atau memfoto. Hal itu terdengar dari perintah salah satu petugas berdinas agar kamera dimatikan. "Jangan direkam. Matikan videonya,"ujar petugas.
Sebelum peti mati dibuka, ucapan tangisan ibunda Brigadir J menjadi sorotan yang sangat menyentuh hati.
Dalam tangisnya, ibu Simanjuntak itu menceritakan pembicaraan terakhirnya dengan anaknya Brigadir J, satu jam sebelum hilang kontak (tidak bisa dihubungi lagi).
Tangis ibunda Brigadir J: "Barusan kau telepon mamak nak, barusan kau telepon mamak nak....kau bilang lagi di Magelang nemani ibu....kau bilang lagi nemani ibu... kau bilang akan menyusul pulang ikut ziarah nak...! Mana bapak kesayangannya Itu? Dan ibumu itu? Mana bapak yang dibangga-banggakannya Itu? O..Tuhan, Ini yang kau dapat dari bapak yang dibilang-bilangnya terbaik Itu. O..Tuhanku .... Kau bilang nak itu bapak ibu terbaikmu.......tapi begini penderita yang kau dapatkan. Dari kecil kau sudah menderita, sekarang kepergianmu juga menderita. Sejak kau kecil kita sudah menderita nak hasianku (sayangku). Kuingat perjuangan kasih sayang oppungmu (kakekmu) samamu nak. Kau dibanggakannya. Didukungnya kau nak untuk meraih cita-citamu jadi polisi. Setelah kau lulus diantarnya kau sampai bandara. Aku lihat bahagianya oppungmu itu nakku. Kaulah nak pahlawan itu rela menderita, rela dibunuh demi menjaga bapak ibumu itu."
Tangis ibunda Brigadir J pun semakin pecah mengingat masa hidup anaknya, Brigadir J, yang jujur dan tidak neko-neko.
Diduga Brigadir J rencana menyusul ke Jambi untuk ikut ziarah bersama orangtuanya ke makam oppungnya (kakeknya) ini.
Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat mengatakan beberapa jam sebelum kejadian, anaknya (Brigadir J) dan keluarganya masih intens berkomunikasi.
Saat itu, keluarga dengan adiknya sedang pulang ke kampung halaman, Balige, Sumatera Utara untuk ziarah.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Kadiv-Propam-Ferdy-Sambo-dan-Brigadir-J.jpg)