Budaya
Mengenal Prosesi Adat Pernikahan Suku Batak Mandailing
Suku Mandailing dominan memeluk agama Islam, ini mengapa dalam pelaksanaan adatnya sangat dipengaruhi oleh ajaran agama Islam.
Penulis: Rizky Aisyah |
TRIBUN-MEDAN.com.MEDAN - Suku Mandailing adalah salah satu suku yang ada di Sumatera Utara, yang mendiami sebagian Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Mandailing Natal.
Sama seperti suku Batak, suku Mandailing juga memiliki sistem kekerabatan patrilineal dan menggunakan marga.
Hanya saja bedanya dengan suku Batak, umumnya pada Mandailing tidak dikenal larangan perkawinan semarga.
Suku Mandailing dominan memeluk agama Islam, ini mengapa dalam pelaksanaan adatnya sangat dipengaruhi oleh ajaran agama Islam.
Misalnya saja, besar kecilnya hajatan adat akan dilihat dari pilihan hewan kurban yang dipotong, yaitu ayam, kambing atau kerbau.
Prosesi adat pernikahan Batak Mandailing dimulai dari masa pendekatan antar kedua keluarga mempelai.
Proses ini disebut manyapai boru.
Seorang pria mandailing yang hendak menikahi kekasihnya akan mendatangi keluarga si perempuan membahas kelanjutan hajatnya.
Jika si perempuan beri respon baik, maka berlanjut proses mangaririt boru.
1. Mangaririt
Mangaririt asal katanya ririt yang artinya pilih. Dalam hal ini memilih pasangan hidup.
Sebelum seorang lelaki menguatkan pilihannya, keluarganya harus mencari tahu seluk beluk kehidupan si perempuan.
Lebih jauh akan dipastikan apakah si perempuan sudah ada yang melamar.
Dan nantinya apakah si perempuan akan menerima pinangan lelaki yang meriritnya.
Jika sudah cocok dalam waktu singkat orang tua sang pria akan menanyakan kesediaan sang wanita. Jawaban si wanita bisa diterima pada prosesi selanjutnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/bobby-dan-kahiyang_20171126_140701.jpg)