Bocah Tewas Dianiaya
BOCAH SD Tewas Diduga Dianiaya Enam Orang Temannya, Terdapat Memar di Tubuh Korban
Muhammad Ikhsan Haminti (11), seorang siswa Sekolah Dasar tewas setelah diduga dianiayai oleh teman sekelasnya.
Penulis: Satia | Editor: Randy P.F Hutagaol
"Kami peluk dan sambil bertanya kenapa kau Ikshan, kenapa gak mau bicara, sakit apa ? Setelah kami peluk dia meninggal," ungkapnya.
Saat jenazah Ikshan dimandikan, keluarga melihat bagian tubuhnya terdapat memar seperti kena pukulan. Akan tetapi, Santi belum curiga itu adalah pukulan. Ia mengira memar di tubuh anaknya karena masuk angin.
"Begitu dimandikan punggungnya ada memar, dada memar merah kebiruan. Kuping juga terlihat biru," jelasnya di hadapan Polisi.
Sesudah beberapa hari dikebumikan, kawan sekelas Ikshan datang untuk membeli dagangan Santi.
Di saat itu, kawan sekelas korban bercerita kepada Santi bahwa Ikshan sempat dipukuli oleh enam murid laki-laki sekelasnya.
"Kawannya bilang, mau bicara tapi takut sama yang pukuli anak saya. Tapi saya tanya terus. Dan ternyata, anak saya dipukuli oleh enam orang kawannya di sekolah," jelas Santi.
Kata kawan sekelasnya, pada takut dengan murid-murid yang memukul Ikhsan. Sebab, murid-murid yang diduga memukul Ikhsan suka menganiaya murid lainnya.
"Tanya sama kawannya, kami juga takut sama yang pukuli anak ibu. Anak saya sering dipukulin. Anak saya dipukuli di dalam sekolah dan dalam kelas," ungkapnya.
Karena mengetahui hal ini, Santi dan suami langsung bergegas berangkat untuk menemui pihak sekolah. Di sana, Kepala SD 023971 tidak mengetahui adanya penganiayaan yang dilakukan sesama murid.
"Kepala sekolah dan wali kelas tidak tahu dengan kejadian ini, tapi saksi-saksi yang merupakan murid sekelas anak saya bilang, bahwa enam orang murid laki-laki telah memukuli Ikshan sampai muntah-muntah," ucapnya.
Kemudian, karena mendengar hal ini, Kepala Sekolah langsung memanggil para orang tua murid yang diduga memukuli Ikshan. Akan tetapi, orang tua Ikshan merasa tidak puas dengan kebijakan Kepala Sekolah.
"Kepala Sekolah malah bilang, kasus ini jangan kemana-mana dulu," jelas dia.
(wen/tribun-medan.com)