Wabah PMK

HEWAN Terjangkit PMK di Sumut Capai 3.800 Ekor, Gubernur Edy Tak Mau Disebut Wabah: 'Harus Tenang'

Jumlah hewan ternak yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Sumatera Utara (Sumut) telah mencapai 3.800 ekor.

TRIBUN MEDAN / RECHTIN HANI RITONGA
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi saat ditemui di Aula Raja Inal Siregar, Medan, Selasa (31/5/2022). Edy Rahmayadi mengaku akan menempuh jalur hukum lantaran manajemen PSMS yang baru saja disahkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Maret 2022 lalu justru tidak diperbolehkan ikut Kongres PSSI di Bandung. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Jumlah hewan ternak yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Sumatera Utara (Sumut) telah mencapai 3.800 ekor.

Jumlah ini bakal terus bertambah hingga 4.000 hewan yang terjangkit.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan, Pemprov Sumut sudah membuat langkah-langkah untuk menanggulangi PMK tersebut.

"Langkah-langkah sudah kita bikin. Masyarakat harus tenang, tenangnya itu, dari jumlah sekian hanya 10 ekor yang mati, itupun anak anak sapi yang tempatnya tidak terawat dengan baik," kata Edy, Kamis (2/6/2022).

Edy menjelaskan dari jumlah 3.800, sebanyak 3.600 dinyatakan sembuh, dan 400 diisolasi.

Mantan Pangkostrad itu memastikan, jalur keluar masuk hewan ternak dibatasi selama isolasi dilakukan di sebagian wilayah di Sumut.

"Untuk penerapan isolasi kita sudah buat rambu-rambu di situ, tidak boleh ada keluar masuk (hewan ternak). Khususnya untuk sapi sementara ini, dari luar maupun dari dalam dan keluar dibatasi," ungkapnya.

Baca juga: KHAIRUNNISA Mahasiswi UINSU yang Jadi Calon Jamaah Haji Termuda di Deliserdang, Masih 19 Tahun

Baca juga: Dampak Invasi, Biden Kunjungi Arab Saudi Minta Bantuan Kurangi Lonjakan Harga Gas Dunia

Lebih lanjut, Edy menegaskan bagi hewan ternak yang akan didistribusikan jelang Hari Raya Idul Adha, diwajibkan memiliki surat izin serta pernyataan bahwa hewan itu sehat.

"Terpenting, hewan yang terpapar itu diisolasi dan tak boleh kemana-kemana. Kalau sehat dia harus ada keterangannya langsung dari dokter hewan," ucap Edy.

Menurut Edy, pihaknya masih melakukan pencegahan terkait penyebaran penyakit PMK. Ia berharap, PMK tidak ditetapkan sebagai wabah di Sumut

"Inilah orang ini tak mengerti, dia maunya dinyatakan wabah, sehingga semua ditanggung oleh pemerintah. Kalau sudah wabah nanti ngejarnya ke sana itu, bukan itu. Wabah itu, kalau tidak ada obat, mati begitu banyak, itulah wabah," jelas Edy.

Terkait wilayah Deliserdang, Langkat, dan Sergai disebut jadi daerah terbanyak hewan terkena PMK, Edy mengatakan, tiga wilayah tersebut masih seimbang antara jumlah yang terjangkit dan sembuh.

"Memang paling banyak di Deliserdang, Langkat, Sergai. Itu kan paling banyak ya, tapi di sana siklusnya hewan sakit sembuh, sakit sembuh," pungkasnya.

Baca juga: MOBIL Rombongan Hendak ke Rumah Sakit Remuk Ditabrak Truk Muatan Sawit di Jalan Lintas Sumut

Baca juga: Wenny Ariani Bongkar Masa Lalunya Bersama Rezky Aditya, Pernah Tinggal Satu Atap dan Liburan Bareng

(cr14/tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved