KISAH Emmeril Kahn Lahir di RS Khusus Warga Miskin Amerika, Ceritanya Kerap Dibagikan Ridwan Kamil
Putra sulungnya dilahirkan di sebuah rumah sakit khusus warga miskin AS, karena kondisi karier Ridwan Kamil sebagai arsitek saat itu sedang terpuruk.
TRIBUN-MEDAN.COM - Putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz lahir pada 25 Juni 1999.
Eril, sapaan akrab Emmeril Kahn lahir tidak di Indonesia, melainkan di New York, Amerika Serikat.
Ia lahir saat Ridwan Kamil masih menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) sebagai arsitek di Amerika.
Kisah kelahiran Eril kerap diceritakan Ridwan Kamil dalam sejumlah kesempatan.
Termasuk saat Kang Emil menghadiri kegiatan penandatanganan kesepahaman bersama antara Pemprov Jabar dengan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) ihwal Pelayanan Penyelenggaraan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Asal Jabar, di Gedung Sate, akhir Maret lalu.
Baca juga: Belum Berhasil Ditemukan, Media Lokal Swiss Sebarkan Foto Emmeril Kahn Mumtadz
Meski di Amerika, kisah Emil, putra sulungnya tidak dilahirkan di rumah sakit besar yang mahal, tapi di sebuah rumah sakit khusus warga miskin karena kondisi karier Ridwan Kamil sebagai arsitek saat itu sedang mengalami keterpurukan.
"Tahun 1998, setahun setelah jadi pekerja migran Indonesia di sana, saya di-PHK," kenangnya.
"Saat itu ekonomi Indonesia sedang krisis."
"Bayangkan, saya harus dipulangkan ke Indonesia, padahal setahun sebelumnya berangkat dengan bangga, diantar keluarga satu bus, dadah-dadah."
"Tapi setahun kemudian harus pulang sebagai orang yang di-PHK."
Saat itu, kata Emil, pilihannya hanya dua, yakni pulang sebagai pecundang atau nekat bekerja di negeri orang walau tanpa jaminan.
Akhirnya, setelah memohon agar visanya tidak dicabut, ia melamar ke sekitar 100 perusahaan di Amerika Serikat.
Namun, dari 100 itu, ia hanya mendapat 5 kali kesempatan wawancara.
Emil mengatakan dua wawancara pertamanya tidak berjalan baik karena pihak perusahaan merendahkan kemampuannya sebagai arsitek dan memandang lulusan perguruan tinggi di Indonesia tidak prospektif.
Pada wawancara di perusahaan ketiga, ia akhirnya bisa diterima setelah percaya diri menyatakan bahwa ia sempat menjadi mentor komputer kepada rekan-rekannya di Indonesia.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Emmeril-Khan-Mumtadz.jpg)