Kasus Stunting
Bobby Nasution Geram, Kasus Stunting Anak Kurang Gizi di Kota Medan Malah Meningkat Pesat
Angka kasus stunting atau kurang gizi di Kota Medan malah meningkat pesat tahun ini. Bobby Nasution geram
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Kasus stunting atau anak kurang gizi di Kota Medan meningkat pesat tahun 2022 ini.
Pada tahun 2020, angka kasus stunting 491.
Kemudian, di tahun 2021 kemarin, angka kasus stunting menurun jadi 360 kasus.
Sekarang, di tahun 2022, angka kasus stunting malah meningkat pesat menjadi 550 kasus.
Fakta mencengangkan ini terungkap saat Wali Kota Medan, Bobby Nasution memimpin Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Kota Medan di Ruang Rapat III Balai Kota, Rabu (11/5/2022) sore.
Baca juga: Kasus Stunting di Kabupaten Toba, Pemerintah Lakukan Berbagai Intervensi Turunkan Kasus
Dalam kesempatan ini, Bobby Nasution mengungkap kegeramannya kepada semua anak buahnya.
"Saya tidak ingin lagi mendengar anggapan bahwa OPD ini atau itu, tidak berkaitan langsung dan sebagainya, karena semuanya berkaitan dengan penanganan stunting. Sebab, terjadinya stunting juga dipengaruhi karena berbagai faktor tidak hanya secara medis saja," ungkap Bobby Nasution.
Mantu Presiden ini mengatakan, penanganan kasus stunting harus terkoordinasi dengan baik.
Semua pihak harus terlibat dalam menekan angka stunting tersebut.
Dalam penjabarannya, Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Kota Medan Suryadi Panjaitan dan Kadis Kesehatan Taufik Ririansyah menyebut keluarga berisiko stunting ada sebanyak 144.752 KK.
Baca juga: Percepat Penurunan Stunting, Dinas P2KB Sumut: 2024 Target 14 Persen
Adapun indikatornya yakni pasangan usia subur (PUS) hamil, kualitas pendidikan ibu dan keluarga prasejahtera.
Kemudian, fasilitas lingkungan tidak sehat, kondisi tempat tinggal serta ibu dengan 4T (terlalu muda menikah, terlalu tua melahirkan, terlalu dekat melahirkan dan terlalu banyak melahirkan).
Berdasarkan indikator tersebut, Bobby mengingatkan fungsi, tugas dan peran masing-masing OPD.
Dijelaskan Bobby, untuk keluarga yang masuk dalam kategori keluarga prasejahtera, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perdagangan, Dinas Perindustrian serta Dinas Ketahanan Pangan bisa mengambil peran untuk melakukan pelatihan dan pembinaan bagi istri/ibu dari keluarga tersebut untuk membantu meningkatkan perekonomiannya.
Baca juga: Perkuat Informasi dan Edukasi Penanganan Stunting, Bupati Zahir Terima Kunker Kepala BKKBN RI
"Dari situ, keluarga bisa membantu meningkatkan perekonomiannya untuk pemenuhan kebutuhan keluarga, termasuk ketersediaan asupan gizi. Apalagi, stunting ini kan kita cegah dari masa kehamilannya," ujarnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/ilustrasi-penyakit-stunting_20180512_212119.jpg)