MITOS Penciptaan dalam Tradisi Batak Toba, Begini Kisahnya

TRIBUN-MEDAN.com, TOBA – Kisah penciptaan manusia dapat ditemukan dalam berbagai mitos yang terdapat pada seitap budaya, termasuk dalam tradisi Batak Toba yang dikemas dalam bentuk mitos.

Dari berbagai sumber, www.tribun-medan.com dapat menyarikan mitos penciptaan tersebut yang diyakini dalam masyarakat Batak Toba.

Menurut gagasan Batak, ada tiga tingkatan benua. 

Baca juga: Tanggulangi Masifnya Ikan Predator, Bupati Toba Bakal Lakukan Dua Langkah

Ketiga tingkatan itu adalah benua atas, tengah dan bawah.

Batas-batasnya jelas dan tidak bisa dilewati.

Benua atas sendiri terdiri dari tujuh lapisan. Dalam lapisan tertinggi bertakhtalah Allah pencipta, Mulajadi Nabolon. 

Pada lapisan keenam terdapat pohon kehidupan, tumburjati. Ke atas salah satu cabangnya Mulajadi Nabolon menempatkan padanya burung mistis Hulambujati.

Burung ini bertelur tiga butir dan menetaskan Debata Natolu yakni Batara Guru, Soripada dan Mangala Bulan.

Kembali Hulambujati bertelur tiga butir dan menetaskan calon permaisuri mereka, masing-masing; Siboru Pareme, Siboru Panuturi, dan Siboru Sunde. 

Baca juga: Gelar Operasi Ketupat Toba 2022, Polres Kabupaten Langkat Amankan Lokasi Rawan Kecelakaan

Dari Batara Guru dan Siboru Pareme lahirlah Deak Parujar. Dari Mangala Bulan dan Siboru Sunde lahirlah putra sulung Tuan Rumauhir, Tuan Rumagorga.

Seturut titah Mulajadi Nabolon sang putri dan putra adalah untuk dinikahkan.

Deak Parujar menolak untuk menikah karena memang tunangannya berwajah bunglon. Deang Parujar berdalih lama sekali. Mulajadi Nabolon, Batara guru, dan Mangala Bulan bosan dan memaksa.

Deak parujar mencari akal. Dia melemparkan gelendong benangnya ke bawah.

Dia turun sambil bergayut padang sampai tiba di laut lepas (laut lapas-lapas atau yang disebut laut lepas).

Ia diterpa angin, ditimbun gelombang dan lain-lain.