Kisah Putri Azza, Padahal Ayahnya Raja Terkenal, Kawin Lari dengan Pelayan, Terpaksa Ganti Nama

Putri Azza lahir di Istanbul pada tahun 1905, sebagai anak tertua Raja Faisal, seorang Pangeran yang tinggal di istana yang menghaap Bosphorus.

newofnews
Putri Azza binti Faisal, putri keluarga Kerajaan Irak, yang kawin lari dengan kekasihnya yang adalah pelayannya. 

Putri Azza masih berusia tiga belas tahun ketika tiba di Damaskus bersama dengan para wanita keluarga, dipaksa pergi setelah ayahnya digulingkan pada 24 Juli 1920.

Namun, pada tahun 1924, Azza dibawa ke Mekah lagi, sebelum menetap bersama ibunya di Baghdad, tiga tahun setelah Faisal dinobatkan sebagai Raja Irak.

Dia tinggal di bawah asuhan ayahnya sampai kematiannya pada tahun 1933 di sebuah rumah sakit Swiss.

Azza bukanlah putri kesayangan Raja Faisal, karena dia terbiasa mencurahkan segala kasih sayangnya kepada adiknya, Putri Rafi’a, yang lumpuh total setelah saat dia masih bayi.

Perlakuan istimea ini mungkin yang menjadi salah satu alasan utama kebencian Azza pada keluarganya.

Azza melarikan diri dan meninggalkan surat yang ditulis dalam bahasa Inggris, menjelaskan bahwa dia memutuskan untuk berpisah dari keluarga kerajaan untuk menikah dengan orang yang dia cintai.

Dia menganggap bahwa keluarganya tidak akan pernah menerima seorang suami Kristen yang bekerja sebagai pelayan.

Setelah kematian ayahnya, saudara laki-lakinya Raja Ghazi I naik takhta Irak.

Ghazi biasa membawa Azza bersamanya pada liburan musim panas ke Yunani, dan bertemu dengan seorang pelayan Italia bernama Anastas (meski ada sumber yang mengatakan dia adalah orang Yunani).

Azza jatuh cinta pada pemuda itu dan mereka terlibat dalam asmara, diam-diam berkomunikasi melalui surat, jauh dari mata kritis keluarga kerajaan Irak.

Pada tahun 1936, Azza pura-pura sakit, terus-menerus batuk dan memuntahkan darah palsu ke tanah.

Para tabib istana memeriksanya dan mengatakan bahwa dia hanya perlu beristirahat, namun Raja Ghazi memerintahkan agar dia pergi ke pulau Rhodes bersama saudara perempuannya dan tiga pelayan untuk melayani dan mengawasinya.

Dari Rhodes, Azza menuju kota Athena, tempat kekasihnya Anastas menunggu, lalu mereka terikat dalam perkawinan di Hotel Atlantik setelah Azza meninggalkan agama Islam dan masuk agama Kristen Ortodoks.

Azza kemudian mengubah namanya menjadi ‘Anastasia’, terinspirasi dari Grand Duchess Anastasia, putri bungsu Tsar Nicholas II, yang disebut-sebut selamat dari pembantaian keluarga Romanov di Moskow dan tinggal di Eropa.

Namun, setelah perkawinan Putri Azza menderita kemiskinan dan kekurangan selama pernikahannya, karena suaminya menyita uang dan perhiasannya.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved