Opini Online
Kiev 1240, Kyiv 2022
Baik Kiev maupun Baghdad dikepung dan kemudian ditaklukkan, dihancurkan, penduduknya dibantai oleh para penakluk dari Timur, orang-orang Mongol.
Pada 1 September 1482, untuk kedua kalinya, Kiev diserang pasukan Mongol. Kali ini, mereka masuk lewat Krimea.
II
Lima abad kemudian, setelah Revolusi Bolshevik (1917), pecah perang lagi di Ukraina yang dikenal dengan nama Perang Soviet-Ukraina atau Perang Saudara Ukraina (Encyclopedia Ukraine).
Istilah ini biasa digunakan di Ukraina pasca-Soviet untuk menyebut perang yang terjadi antara 1917-1921, yang sebenarnya terjadi antara Republik Rakyat Ukraina dan Bolshevik (Republik Soviet Ukraina dan Republik Sosialis Federatif Soviet Rusia/Russian Soviet Federative Socialist Republic/RSFSR).
Tradisi sejarah Soviet memandang yang terjadi saat itu sebagai pendudukan Ukraina oleh kekuatan militer Eropa Barat dan Tengah, termasuk militer Republik Polandia.
Dan, kemenangan Bolshevik yang merupakan pembebasan Ukraina dari kekuatan itu.
Sebaliknya, sejarawan Ukraina modern menganggapnya sebagai perang kemerdekaan yang gagal oleh Republik Rakyat Ukraina melawan Bolshevik. Sejarah, memang, cenderung berpihak pada yang menang.
Di masa itulah pecah “Battle of Kiev”. Pada tanggal 29 Januari 1918—maka disebut Pemberontakan Januari—pasukan Bolshevik menyerbu Kiev, merebut, dan mendudukinya.
Pernyerbuan ini terjadi di tengah perundingan perdamaian di Brest-Litovks (sekarang, Brest, Belarusia; negara tetangga sebelah utara Ukraina yang berkiblat ke Moskwa. Dari negara ini, antara lain, pasukan Rusia kemarin dulu masuk Ukraina, dan di Belarusia pula perundingan gagal itu dilaksanakan).
Tragedi kemanusiaan terjadi di Kiev pada tahun 1930-an di zaman Joseph Stalin berkuasa. Diktator Uni Soviet ini memerintahkan genosida terhadap orang-orang Ukraina (History of Ukraine: The genocide of Ukrainians by Stalin).
Ia mengeluarkan empat perintah untuk mencegah Ukraina merdeka, lepas dari Moskwa.
Perintah pertama, menghancurkan otak intelektual Ukraina: para penulis, seniman, ilmuwan, insinyur, manajer, dokter, dan guru.
Kedua, untuk merobek “hati” Ukraina dengan menyingkirkan para pemimpin agama (pastor dan pendeta), pemimpin spiritual, dan para pemimpin agama yang tidak dapat dikendalikan Moskwa.
Ketiga, melenyapkan kaum tani Ukraina pemilik lahan pertanian. Keempat, melenyapkan semua bahasa dan budaya Ukraina di luar perbatasan Republik Sosialis Soviet Ukraina, yaitu di Rusia, termasuk Kuban, Kaukasus Utara, daerah-daerah tertentu di Timur Jauh.
Maka terjadilah apa yang disebut holodomor—kelaparan buatan yang direkayasa pemerintah Stalin.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/KEHANCURAN-UKRAINA-SETELAH-DIBOMBARDIR-RUSIA.jpg)