Opini Online

CATATAN Perjalanan Panjang Pangkostrad Maruli serta Pengakuan Doni Monardo

Ini tentang Panglima Kostrad yang baru, Maruli. Lulusan Akmil 1992. Sebagian besar pengabdiannya ditunaikan di korps baret merah.

Editor: AbdiTumanggor
HO
Egy Massadiah dan Maruli Simanjuntak 

Saya perhatikan, angkatan 1991 dan 1992 sangat akrab. Apalagi mereka yang sama-sama mengikuti TC (Training Camp) sebagai atlet judo di bawah gemblengan pelatih judo dari Korea. Hampir setiap hari mereka berinteraksi.

Selepas apel di markas Kopassus Cijantung, para prajurit yang notabene atlet judo itu langsung latihan sampai sore. Begitulah rutinitas mereka saat itu. Program Judo, Taekwondo ketika itu diinisiasi Danjen Kopassus Prabowo Subianto. Prabowo pulalah yang mendatangkan pelatih langsung dari Korea.

Selain judo dan taekwondo, sebagian prajurit lain mendalami bela diri pencak silat Merpati Putih. Aju, sahabat saya ini termasuk yang menjadi murid Mas Pung, guru besar Merpati Putih saat itu.

Pernah satu ketika, Aju “kehilangan” pistol. Tentu bukan hilang beneran, melainkan lupa menaruh. Oleh Maruli dan teman-temannya, Aju pun diledek, “Abang kan Merpati Putih, cari dong dengan ‘getaran’….”

Waktu terus bergulir. Aju, Maruli, dan yang lain mulai terpisah satu-sama-lain, karena penempatan tugas di daerah yang berbeda. Meski begitu kami terus berkomunikasi. Termasuk dengan Aju, sahabat kecilku yang wafat tahun 2016 karena sakit, dengan pangkat terakhir kolonel.

Jalinan komunikasi makin intens manakala sudah ada fasilitas handphone. Mulai dari pesan singkat (SMS), Blackberry Messenger (BBM), lalu WhatsApp (WA). Lebih intensif bertemu secara fisik ketika Maruli sudah berpangkat kolonel dan menjabat Komandan Grup A Paspampres. Dari ring-1 Istana ia sempat geser ke jabatan Danrem di Solo. Dari Solo, balik ke Paspampres menjabat Wakil Komandan (Wadan) Paspampres. Bintang pun jatuh di pundaknya. Brigadir Jenderal TNI Maruli Simanjuntak.

Nonton Liverpool

Masih panjang catatan saya tentang Maruli. Baiklah kita loncat ke momen mengesankan di awal September tahun 2018. Kami ke London dan Amerika Serikat. Waktu itu, Maruli sebagai Wadan Paspampres memimpin pengawalan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Begitu protapnya. Presiden didampingi Komandan Paspampres, sedangkan Wadan Paspampres mendampingi Wakil Presiden.

Di Inggris, Jusuf Kalla sempat membuat rombongan "kalang-kabut". Pasalnya, JK mau menonton Liga Inggris, partai Liverpool melawan Totenham Hotspur. Tentu JK dalam posisi sebagai penggemar sepakbola, bukan sebagai wakil presiden.

Tapi bukankah jabatan Wapres RI tidak copot meski JK mengenakan syal Liverpool? Akhirnya, Maruli dan pasukannya mengawal JK naik KRL, berdesak-desakan dengan penumpang lain. Di KRL penuh “Liverpudian”, julukan supporter Liverpool. JK sendiri seorang “Kopites”, julukan bagi fans Liverpool dari luar Liverpool.

Sebagian pasukan Maruli tetap melekat dengan JK, termasuk masuk ke dalam stadion. Sebagian lain di luar stadion menunggu hingga pertandingan usai 2 x 45 menit. Semua baik-baik saja hingga JK kembali ke penginapan.

Selesai urusan di Inggris, JK dan rombongan, termasuk saya, menuju New York untuk menghadiri sidang tahunan PBB.

Ada hal tak terlupakan di Amerika. Satu saat, saat sama-sama senggang kami berjalan kaki di seputar kawasan 42 Street Manhattan New York. Di sudut blok dekat Hotel Westin tempat rombongan menginap, Maruli mampir ke toko sepatu olah raga. Ujungnya, sepasang sepatu jogging berkelir hitam, ia beli dan hadiahkan ke saya. Thanks bro….

Tak lama setelah dari pulang dari lawatan tadi, saya mendengar kabar Maruli geser ke Semarang, menjabat Kasdam IV/Diponegoro. Komunikasi tetap terjalin, meski lewat udara dan kuota.

Setahun menjabat Kasdam, ia balik Jakarta menempati pos baru sebagai Komandan Paspampres, dengan bintang dua di pundak. Saya hadir di Markas Paspampres Tanah Abang, saat syukuran serah terima jabatan itu.

Komunikasi kami kembali intens, hingga ia kembali mendapat penugasan teritori sebagai Pangdam IX/Udayana. Pada penugasan ini, beberapa kali kami bersua muka. Salah satunya saat terjadi banjir bandang di sebagian besar wilayah kepulauan NTT. Maruli sebagai Pangdam, sedangkan saya mendampingi Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved