Kedai Tok Awang

Auman Singa Lapar, dan Ledakan Dinamit Itu

Denmark di Euro 2020 jadi perwujudan dari idiom-idiom pantang menyerah yang dengan berbusa-busa kerap dilontarkan oleh para motivator. Inggris juga.

Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: T. Agus Khaidir
AFP Photo
PEMAIN Inggris Harry Maguire berteriak sebagai reaksi kemenangan atas Ukraina di babak Perempat Final Euro 2020 yang digelar di Roma, Italia, 3 Juli 2021. Inggris akan berhadapan dengan Denmark di babak semi final. 

"Tapi, Mak, jangan jauh kali dulu mamak bicara soal Inggris juara. Masih ada satu babak lagi. Bisa lewati Denmark aja, kan, belum tentu. Makin ngeri orang itu kutengok," kata Jek Buntal.

Denmark di Euro 2020 menjadi perwujudan dari idiom-idiom pantang menyerah yang dengan berbusa-busa kerap dilontarkan oleh para motivator. Mereka kehilangan pemain terpenting, nakhoda lini tengah; playmaker dan pengatur serangan, Christian Eriksen. Bukan kehilangan "sekadar" lantaran harus menepi akibat cedera atau semacamnya. Eriksen terkapar di lapangan saat Denmark menjalani laga pertama melawan Finlandia. Degup jantungnya berhenti dan membuatnya berada di ambang batas antara hidup dan mati.

Denmark kalah di pertandingan ini, lalu kalah lagi di pertandingan berikutnya, dan saat itu, bahkan suporter-suporter mereka sendiri pun barangkali sudah pesimistis. Meski mekanisme peringkat tiga terbaik, secara matematis, masih memungkinkan mereka lolos, tidak terlalu banyak yang tetap meyakini Denmark bisa melangkah ke babak 16 besar.

Nyatanya, Denmark bukan lolos dengan status peringkat tiga terbaik. Di laga terakhir itu mereka menghabisi Rusia 4-1, dan mendapatkan tiket peringkat kedua –di saat bersamaan Finlandia kalah 0-2 dari Belgia. Di perdelapan final dan perempat final, berturut-turut mereka menyingkirkan Wales dan Republik Ceko. Performa mereka makin mengkilap.

"Inggris memang kayak singa lapar sekarang, tapi harus diingat jugak, dinamit Denmark terus meledak. Mana yang kelen rasa lebih ngeri?" tanya Jontra Polta.

Kedai Tok Awang segera terbagi dua. Lek Tuman, Mak Idam, dan Sangkot memilih Inggris. Adapun Jek Buntal, Ane Selwa, Sudung, dan Tok Awang yang baru pulang dari berbelanja, lebih memilih Denmark.

PEMAIN Denmark merayakan kemengan yang mereka raih atas Republik Ceko di pertandingan babak Perempat Final Euro 2020 di Baku, Azerbaijan, 3 Juli 2021. Denmark akan menghadapi Inggris di babak semi final.
PEMAIN Denmark merayakan kemengan yang mereka raih atas Republik Ceko di pertandingan babak Perempat Final Euro 2020 di Baku, Azerbaijan, 3 Juli 2021. Denmark akan menghadapi Inggris di babak semi final. (AFP Photo)

"Saya jadi teringat Denmark di Piala Eropa 1992. Waktu itu, sebenarnya lolos pun mereka enggak. Gugur di kualifikasi," kata Tok Awang.

Tergabung di Grup 4, Denmark hanya sampai di peringkat dua. Mereka berselisih satu poin dari Yugoslavia (14 berbanding 13). Namun beberapa pekan sebelum kejuaraan dimulai, UEFA memutuskan mencoret Yugoslavia dari turnamen lantaran konflik internal di negara mereka.

Denmark lalu pergi ke Swedia dan bergabung di Grup 1 bersama Perancis, Inggris, dan tuan rumah. Tak dinyana, Denmark menggebrak. Dinamit mereka meledak. Setelah bermain imbang lawan Inggris dan kalah saat menghadapi Swedia, mereka memastikan lolos ke fase kedua setelah menekuk Perancis di pertandingan terakhir.

"Be te we, teringatnya, kenapa Tim Nasional Denmark ini disebut Dinamit?" tanya Sudung. "Aku udah coba searching dari tadi. Bukannya bola, yang muncul lagu BTS semua."

Lek Tuman tertawa. "Cobak, lah, kau ketikkan 'Dynamite', 'Alfred Nobel', di Google, pasti dapat. Denmark memang mengejutkan. Meledak-ledak. Padahal datang dari pintu belakang orang itu, eh, bisa pulak juara. Di final memang lawan Jerman. Nah, karena Piala Eropa tahun 1992 mainnya di Swedia, disamakan, lah, ledakan itu sama dinamit. Pencipta dinamit namanya Alfred Nobel. Dinamit ditemukan di Jerman, Si Alfred ini orang Swedia. Nah, kayak gitu, lah, kira-kira cocokologi-nya," ujar Lek Tuman memaparkan.

"Tapi kenapa enggak Swedia aja yang dikasih julukan ini, Pak Kep? Kan main orang itu mengejutkan jugak. Masuk semi final, kan?" tanya Ane Selwa. Lek Tuman mengangkat bahu. "Namanya jugak cocokologi, Ne. Sukak-sukak yang nyocok-nyocokkan, lah," katanya.

"Tapi ada yang betul-betul enggak awak sangka, Pak Kep. Terkejut awak terheran-heran, ternyata Sudung BTS Army jugak. Awak pikir selama ini dia fans berat trauma, eh, Rhoma Irama," sahut Mak Idam seraya meletupkan tawa.

Dari meja seberang Ocik Nensi berseru. "Jangan kau dengarkan cakap Si Idam itu, Dung. Maju terus. Tetap semangat! Tali rafia tali sepatu, kita BTS Army tetap bersatu." (t agus khaidir)

Pernah dimuat Harian Tribun Medan
Senin, 5 Juli 2021
Halaman 1

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved