NGERI, China dan Rusia Ternyata Ingin Juga Kuasai Antartika, Gunung Es Seluas Pulau Bali Sudah Cair

Gunung es seluas hampir 5.800 kilometer persegi atau setara luas Pulau Bali itu sebelumnya lepas dari Antartika pada Juli 2017 lalu.

Penulis: AbdiTumanggor | Editor: AbdiTumanggor
REPRO/ISTIMEWA
Gunung es A68 akhirnya mencair hilang sepenuhnya. Gunung es seluas hampir 5.800 kilometer persegi atau setara luas Pulau Bali itu sebelumnya lepas dari Antartika pada Juli 2017. 

Selain Laut China Selatan (LCS), China juga ingin menguasai Antartika bersama-sama dengan Rusia.

Meski diancam kebijakan Internasional, Negeri Panda justru makin ingin mempertontonkan eksistensinya.

Diketahui, Antartika adalah Kutub Selatan yang terletak di bagian paling selatan bumi, yang juga disebut dengan sumbu bumi, dengan letak pada titik 90 derajat lintang selatan.

Sedangkan Arktika adalah Kutub Utara yang terletak di bagian paling utara bumi, dengan letak pada titik 90 derajat lintang utara.

Kini, usai menyenggol beberapa wilayah milik India, Jepang bahkan Indonesia, dilansir dari Express.co.uk, negara yang dipimpin oleh Presiden China Xi Jinping ini diam-diam sudah meng-explorasi Antartika di bagian selatan.

Padahal Pakta global, yang ditandatangani 60 tahun lalu, didedikasikan untuk melestarikan dan melindungi benua es itu untuk penelitian ilmiah dan memberikan perlindungan terhadap proliferasi nuklir.

Tetapi Profesor Klaus Dodds mengatakan beberapa bagian dari perjanjian itu perlu diperbarui. “Dalam beberapa tahun terakhir telah berkembang pengakuan bahwa Samudra Selatan membutuhkan lebih banyak perlindungan konservasi," ungkap Profesor Klaus Dodds.

Diketahui ada tiga Kawasan Konservasi Laut baru sedang diusulkan oleh Komisi Konservasi Sumber Daya Kehidupan Laut Antartika (CCAMLR). Mereka adalah Laut Weddell, Antartika Timur, dan Semenanjung Antartika.

Bersama-sama, pembentukan kawasan baru ini akan memperluas perlindungan Antartika hingga mencakup 20 persen Samudra Selatan atau satu persen lautan dunia.

Bahkan, China telah membangun lapangan terbang pertama di Antartika pada akhir tahun lalu.

Negara Tirai Bambu itu telah menyelesaikan misi survei dan telah mengambil sebuah situs dekat dengan stasiun Zhongshan untuk memulai konstruksi tahun ini.

Kapal pemecah es Xue Long telah kembali ke pangkalan pada Selasa lalu.

Kapal ini membawa 256 kru ekspedisi Antartika ke-33 yang untuk melakukan perjalanan lintang selatan Bumi pada awal November.

"Pada awalnya lapangan terbang akan hanya memiliki satu landasan pacu, sehingga pembangunan akan mudah, kita hanya perlu untuk meratakan area yang dipilih dan mempertahankannya," tutur Deputi Direktur Polar Research Institute of China, Sun Bo. Cina saat ini memiliki empat stasiun penelitian di Antartika.

Rusia Kerahkan Militer

Presiden Rusia Vladimir Putin di sebelah Perdana Menteri Dmitry Medvedev saat mereka mengunjungi pulau Arktik terpencil, Franz Josef Land pada 29 Maret 2017.
Presiden Rusia Vladimir Putin di sebelah Perdana Menteri Dmitry Medvedev saat mereka mengunjungi pulau Arktik terpencil, Franz Josef Land pada 29 Maret 2017. (VIA BBC)
Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved