NGERI, China dan Rusia Ternyata Ingin Juga Kuasai Antartika, Gunung Es Seluas Pulau Bali Sudah Cair

Gunung es seluas hampir 5.800 kilometer persegi atau setara luas Pulau Bali itu sebelumnya lepas dari Antartika pada Juli 2017 lalu.

Penulis: AbdiTumanggor | Editor: AbdiTumanggor
REPRO/ISTIMEWA
Gunung es A68 akhirnya mencair hilang sepenuhnya. Gunung es seluas hampir 5.800 kilometer persegi atau setara luas Pulau Bali itu sebelumnya lepas dari Antartika pada Juli 2017. 

Orang-orang di seluruh dunia sejak 2017 lalu berbagi gambar satelit mengenai gunung es itu secara online, terutama saat gunung beku itu mendekati Georgia Selatan.

Seandainya gunung es itu menabrak Georgia Selatan, keberadannya bisa mengganggu aktivitas mencari makan banyak penguin di pulau itu. Banyak orang khawatir para penguin itu akan dalam bahaya.

Percakapan sehari-hari di Twitter dan Instagram mengenai gunung es tersebut pun menjadi ramai.

Hal ini diperkuat dengan mudahnya akes ke seperangkat alat data ruang angkasa yang tersedia untuk umum saat ini.

"A68 ​​menarik perhatian banyak orang yang berbeda," komentar Laura Gerrish, spesialis pemetaan di British Antarctic Survey (BAS).

"Kita memperhatikan setiap putaran dan belokan kecil (dari gerakan gunung es itu). Kita dapat mengikuti kemajuannya dengan citra satelit harian, pada tingkat detail yang belum dapat kita lakukan sebelumnya."

Gunung es A68 bukan hanya objek keajaiban, tentu saja. Ia merupakan sasaran dari beberapa penyelidikan ilmiah yang serius.

Kisah hidup A68 hampir pasti akan memberi tahu para peneliti sesuatu tentang bagaimana beting es terbentuk dan bagaimana mereka pecah untuk menghasilkan gunung es.

Beting es Larsen C, tempat asal gunung es A68, adalah platform es terapung yang sangat besar, terbentuk oleh penggabungan lidah-lidah gletser yang meluncur dari daratan ke laut.

Yang lebih menarik lagi, pecah dan hancurnya gunung es A68 ini menunjukkan bahwa gunung-gunung es di Antatika ternyata lebih rentan untuk hilang lebih cepat daripada perkiraan para ilmuwan.

Sebelumnya, sejak awal 2017, para peneliti dari MIDAS Project, proyek untuk meneliti dampak pemanasan global terhadap beting es Larsen C di Antartika Barat, telah memprediksi bahwa gunung es A68 akan lepas dari Antartika sebab sudah ada tanda-tanda keretakan padanya akibat pemanasan dalam lapisan es tersebut.

Mereka juga memprediksi bahwa gunung es itu kemudian akan hancur dan hilang tak bersisa dalam beberapa dekade mendatang.

Namun, ternyata, gunung es A68 itu lepas lebih cepat dan kemudian juga lenyap tak bersisa lebih cepat dari prediksi waktu para peneliti.

Martin O’Leary, glasiologis dari Swansea University yang juga anggota tim MIDAS Project, mengatakan "hal ini menunjukkan lapisan-lapisan es (di dunia) kini berada dalam posisi yang sangat rentan.”

China dan Rusia Ingin Kuasai Antartika dan Arktika

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved