Liputan Khusus
Rumah Dinas USU Disulap Jadi Bisnis Indekos, Pemilik Bisa Dapat Rp 42,5 juta per Tahun
Sejumlah rumah dinas dosen di seputar kampus USU disulap menyambi kamar-kamar indekos.
MEDAN, TRIBUN - Bisnis indekos dengan membidik pasar mahasiswa begitu menjanjikan. Bahkan, beberapa rumah dinas dosen Universitas Sumatera Utara (USU) menyediakan kamar indekos. Pemasaran kamar-kamar indekos ini terbilang unik, yakni dari mulut ke mulut, tanpa menggunakan iklan, baik online maupun offline.
Penelusuran Tribun Medan pada Kamis (25/3), sejumlah rumah dinas dosen di seputar kampus USU disulap menyambi kamar-kamar indekos.
Secara kasat mata, terdapat empat rumah indekos yang terang-terangan menampung para mahasiswa atau mahasiswi yang menimba ilmu di USU. Sumber Tribun Medan mengatakan, sebagian besar rumah dinas dosen USU beralih fungsi menjadi indekos.
Rumah dinas dosen, yang didatangi Tribun Medan, seperti tidak ada bangunan indekos. Kedatangan Tribun disambut penghuni rumah. Ia bertanya terkait kedatangan Tribun. Tak berapa lama, ia mempersilakan Tribun masuk dan mulai menjelaskan tarif kamar-kamar indekos. "Untuk kamar kos di sini, satu kamar itu harganya Rp 7 juta per tahun. Jika satu kamar dihuni dua orang, harganya Rp 8,5 juta per tahun," ucap sumber yang ditemui Tribun. Ia memiliki lima kamar indekos. Dengan demikian, ia bisa memeroleh pendapatan Rp 42,5 juta per tahun, jika semua kamar indekosnya diisi orang orang.
Ia melanjutkan, tarif tersebut sudah mencakup seluruh fasilitas indekos. Tidak ada lagi biaya tambahan lainnya. "Itu sudah tidak kena biaya kebersihan, biaya listrik, dan biaya air. Jadi harga segitu sudah semuanya. Tapi, di sini tidak diperbolehkan memasukkan kulkas, kalau kipas angin, charger baik hp maupun laptop, dan penanak nasi masih boleh," katanya.
Tribun pun dibawa melihat kondisi kamar-kamar indekos yang berada di rumah dinas dosen USU. Kamar-kamar indekos tersebut berada di belakang rumah dinas dosen. Posisi kamar indekos masuk dari pintu samping rumah atau melalui garasi. Kurang lebih tiga meter berjalan dari lorong samping, terdapat enam kamar indekos berukuran 2,5 meter x 3 meter.
Bangunan kamar indekos terlihat permanen dan berlantai keramik. Bangunan kamar-kamar indekos menyerupai letter T. Kamar-kamar indekos tersebut tidak ada fasilitas kamar mandi dalam.
"Kalau di sini, kamar mandinya berada di luar. Begitu juga untuk tempat nyuci di luar," kata sumber Tribun tersebut. Beberapa kamar indekos sudah dipenuhi mahasiswi yang sudah lama tinggal di rumah dinas dosen tersebut.
"Ini orang-orang lama. Sudah lama juga di sini. Jadi ini cuma ada satu kamar indekos yang kosong. Itupun kalau mau masuk di atas bulan Juli atau Agustus," katanya. Sumber Tribun tersebut juga membeberkan, tidak hanya rumahnya yang menyediakan kamar-kamar indekos bagi para mahasiswa.
Beberapa rumah dinas dosen lainnya juga menyediakan indekos sebagai tambahan pemasukan. "Tidak hanya di sini, di sebelah, di rumah teman saya dan beberapa rumah lainnya juga menyediakan kamar indekos," ujarnya.
Lebih kurang empat rumah dinas dosen yang menyediakan kamar indekos. Masing-masing menyediakan kamar-kamar di halaman belakang rumah dinas. Ia juga menyebut, indekos di rumah dinas dosen sudah dilarangan rektor.
"Sudah ada juga larangan dari rektor, makanya kami tidak buat baliho dan sebagainya. Makanya saya heran juga kok tahu di sini ada kamar kos," ungkapnya. Tribun juga mendatangi indekos lainnya, yang tepat di samping Rumah Sakit USU. Di lokasi tersebut, rumah-rumah, yang diduga dihuni dosen USU, lebih terang-terangan menyediakan tempat indekos. Beberapa rumah terdapat baliho yang bertulis menerima anak kost.
Seorang penyedia kamar indekos berinisial De, mengatakan, indekosnya khusus untuk wanita Muslim. "Jadi, di sini khusus wanita Muslim, ya. Kita tidak terima laki-laki. Karena memang tidak boleh dicampur. Kita menjaga itu," kata De.
Wanita berkacamata tersebut mematok harga Rp 6 juta per tahun atau Rp 500 ribu per bulan untuk satu kamar. "Di sini murah. Enam juta per bulan, sudah semuanya. Kalau bulanan juga bisa, Rp 500 ribu saja. Kalau di sini masih bisa bawa tamu, seperti keluarga datang atau teman datang. Namun, ya disebutkan atau dilaporkan. Jadi, penghuni lainnya tidak salah paham," katanya.
De juga menyebut, indekosnya lebih murah dibanding indekos lainnya, karena masih menagih biaya listrik dan air.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/koran-tribun-medan-edisi-jumat-26-maret-2021.jpg)