Cara China Cegah Wabah Flu Babi, Ternakkan Babi di Apertemen Bertingkat Dilengkapi Lift
Perusahaan swasta Guangxi Yangxiang sedang membangun kawasan apartemen tinggi di pegunungan Yaji, bisa memproduksi sekitar 840 ribu babi setahun.
tribunmedan.di - Cara China Cegah Wabah Flu Babi, Ternakkan Babi di Apertemen Bertingkat Dilengkapi Lift
Pascawabah flu babi Afrika yang membunuh setengah ternak babi di China, kini peternak di Negeri Tirai Bambu ini mencoba metode ternak yang aman.
Kini peternak babi di China mulai menernakkan babi di apartemen bertingkat.
Daging babi adalah salah satu menu pokok di China, namun dalam dua tahun terakhir wabah flu babi Afrika sudah menghancurkan hampir separuh ternak babi di sana, sehingga harga daging di pasaran meningkat.
Bahkan lonjakan harga daging babi sangat dominan mendongkrak angka inflasi China.
Selain kematian akibat flu babi, pasokan daging juga terhambat banjir yang melanda beberapa kawasan China.
Sebuah perusahaan swasta bernama Guangxi Yangxiang sedang membangun kawasan apartemen tinggi di daerah pegunungan Yaji, yang akan bisa memproduksi sekitar 840 ribu babi setiap tahun ketika mulai berproduksi.
Peternakan ini akan benar-benar terpisah dari permukiman warga guna menghindari adanya pencemaran.
Di dalam peternakan itu akan ada tempat untuk menangani babi yang mati dan juga pekerja akan tinggal di dalam kompleks, sehingga mereka tidak akan bisa menulari ternak babi dengan wabah yang dibawa dari luar.
Dilansir tribunmedan.di/tribun-medan.com dari ABC News, di Australia, Robert Herrmann direktur pelaksana Mecardo, sebuah perusahaan analisa pasar, mengatakan peternakan seperti ini belum pernah ada sebelumnya di tempat lain.
"Kami sudah melihat adanya kandang babi yang dibuat bertingkat mirip dengan blok apartemen," katanya.
"Semuanya ada di dalamnya sehingga keamanan biosekuritas akan lebih tinggi dibandingkan di tempat lain dan juga dengan model seperti ini produksi babi akan bisa ditingkatkan dalam waktu cepat."
"Ini juga berarti ternak babi akan lebih aman dibandingkan di masa sebelum adanya wabah flu babi Afrika.
Matinya ternak babi di China sehingga menurunkan produksi babi dunia menjadi berkurang 50 persen juga membuat permintaan akan produk daging alternatif sepeeti sapi dan domba juga meningkat.
Herrmann mengatakan hal itu sudah merupakan berita bagus bagi harga komoditi asal Australia karena China harus memenuhi kebutuhan permintaan akan daging di dalam negeri.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/apartemen-babi-3.jpg)