Ganti Rugi Ternak Babi yang Mati Belum Jelas, Asperbasu Jenuh Mendengar Janji Manis Pemerintah
Para peternak jenuh mendengar janji manis pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang selama ini menyebut akan memberikan bantuan kepada masyarakat.
Penulis: Satia | Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
TRI BUN MEDAN.com, MEDAN - Asosiasi Peternak Babi Sumatera Utara (Asperbasu) hingga detik ini belum ada menerima bantuan dari pemerintah terkait matinya ribuan ternak warga akibat wabah virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi.
Para peternak jenuh mendengar janji manis pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang selama ini menyebut akan memberikan bantuan kepada masyarakat.
"Sepertinya itu memang sudah sifatnya pemerintah, yang tidak memperdulikan peternakan. Kami sudah jenuh mendengar janji manis pemerintah," kata Koordinator Asperbasu Wilayah Kabupaten Karo, Filemon Sitepu, melalui sambungan telepon genggam, Selasa (21/7/2020).
Ia mengatakan, tidak ada keseriusan pemerintah dalam hal membantu perekonomian peternak untuk sejahtera, semenjak wabah ASF menyerang ternak.
"Seperti nya memang tidak ada keseriusan pemerintah untuk hal itu," jelasnya.
• Antisipasi Virus G4, Peternak Babi di Marindal Jaga Kebersihan dan Semprotkan Disinfektan Serai
Hingga kini, belum diketahui berapa ekor jumlah babi yang mati Sumut akibat terserang virus ini. Sebelumnya, pemerintah pusat melalui APBN mengucurkan dana Rp 5 miliar untuk membantu kegiatan operasional penanggulangan.
Namun, hingga saat ini, kata dia Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut tidak pernah memberikan kejelasan kepada peternak mengenai sosialisasi terkait dengan ganti rugi apalagi bantuan kepada masyarakat.
"Kalo nggak salah info, sudah pernah dipertanyakan asosiasi mengenai anggaran yang Rp 5 miliar itu, tapi tidak ada kejelasan dari dinas terkait," ucapnya.
Filemon mengatakan, dengan terpuruknya kondisi dunia akibat wabah pandemi Covid-19, pastinya pemerintah berasalan agar bantuan dikesampingkan dan tidak tersalurkan kepada peternak.
• Sudah 47 Ribu Babi Mati di Sumut, Kadis Peternakan Bingung Penuhi Permintaan Peternak Babi
Padahal, perekonomian peternak sudah kacau balau akibat ASF dan dihantam lagi dengan pandemi Covid-19.
"Apalagi situasi seperti sekarang ini, pastinya akan banyak alasan. Seperti nya memang tidak ada keseriusan pemerintah untuk hal itu," ucapnya.
Sangking kesalnya, ia juga sudah mengikhlaskan bantuan dari pemerintah kepada peternak babi, yang awalnya dibiarkan oleh Dinas Peternakan.
Untuk saat ini, ia lebih menegaskan kepada pemerintah jangan menganggu dan mempersulit kehidupan masyarakat, khususnya peternak untuk sejahtera.
"Jadi kesimpulan nya kembali seperti biasanya, tidak apa pemerintah tidak bantu rakyatnya. Tapi, tolong pemerintah jangan persulit rakyatnya.(wen/tri bun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/peternak-babi-di-daerah-kampung-selambo-toba-kecamatan-marindal.jpg)