Pembunuhan Sadis
7 Fakta di Balik Kasus Ibu Membunuh Anak Semata Wayangnya lantaran LGBT, Ini Kronologi Lengkapnya
7 Fakta di Balik Kasus Ibu Membunuh Anak Semata Wayangnya lantaran LGBT, Ini Kronologi Lengkapnya
7 Fakta di Balik Kasus Ibu Membunuh Anak Semata Wayangnya lantaran LGBT, Ini Kronologi Lengkapnya
"Yang pertama membacok, dengan golok. Dan juga para pelaku yang lain ada yang memukul dengan batu, dan ini batunya sangat besar," ujar Yoris.
TRIBUN-MEDAN.com - Seorang ibu berinisial DRH (50) di Indramayu melakukan pembunuhan kepada anak kandungnya, Carudin (32).
Pembunuhan ibu kepada anak kandungnya itu dengan sejumlah alasan, satu di antaranya karena orientasi seksual sang anak yang menyimpang atau LGBT.
Dalam pengungkapan kronologi pembunuhan, polisi juga mengatakan sejumlah fakta dari penuturan eksekutor.
Berikut sejumlah fakta yang telah dirangkum TribunWow.com dari kronologi, penuturan sang ibu atau pelaku hingga eksekutor.
1. Kronologi Anak Dibunuh Ibu Kandung
Dikutip TribunWow.com dari TribunJabar Video, Jumat (27/9/2019), Kapolres Indramayu, AKBP M Yoris MY Marzuki menuturkan kronologi dari awal informasi adanya jasad yang ditemukan.
Informasi tersebut diketahui pada Senin (26/8/2019), pukul 11.00 WIB.
"Kita mendapatkan informasi telah ditemukannya sesosok mayat berjenis kelamin laki-laki dalam keadaan meninggal dunia akibat penganiayaan," ujar Yoris, Jumat (27/9/2019).
Kemudian pihak polisi melakukan penyelidikan dan menemukan identitas korban.
"Yang pertama kita mengidentifikasi korban dulu, siapa korban. Ternyata korban korban berusia 32 tahun berinisial C, warga Indramayu," ungkap Yoris.
Yoris mengatakan bahwa saat itu ada kecurigaan atas identitas pelaku, dari ditemukannya mobil korban yang dititipkan kepada saksi.
Dari situ polisi mengendus pelaku yang berinsial W.
"Setelah itu dilakukan perkembangan, didapatkan satu unit mobil milik korban yang dititipkan oleh salah seorang pelaku kepada saksi."
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/kasus-pembunuhan-ibu-kepada-anaknya-ini-dilakukan-dengan-menyewa-lima-eksekutor.jpg)