Liputan Khusus

Syahwat Mafia Beras Jelang Pemilu, Impor Gencar saat Musim Panen

Rizal Ramli melihat ada kelangkaan yang dibuat-buat yang dilakukan oleh para mafia pangan.

Tribun Medan
Beras Impor 

"Yang kecil-kecil boleh tanpa jaminan bank, tapi yang besar harus ada jaminan bank, karena kita harus memperlakukan pemain beras ini sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Dengan ini kita menutup kemungkinan soal adanya yang disebut mafia beras tadi," katanya.

news analysis
Matikan Petani

DWI ANDREAS SANTOSA Guru Besar IPB

ANGGAPAN pemerintah perihal adanya jalur distribusi yang kacau dan mafia beras, merupakan dugaan yang tidak berdasar.

Saya bilang, kebijakan membuat Satgas Pangan itu yang justru tidak berdasar. Makanya, pengusaha besar mendapat keuntungan dua kali lipat, sementara yang kecil pada mati.

Praktik mafia beras ibarat raksasa yang mematikan petani kecil di daerah. Sebaliknya, melanggengkan pengusaha besar yang melakukan impor ataupun pembelian langsung dari petani.

Ketika isu mafia beras mengemuka, pemerintah membuat Satgas Pangan yang melakukan sidak ke berbagai daerah. Satu di antaranya di satu Kelompok Usaha Tani (KUT) di daerah Wonogiri. Salah satu lokasi yang saya bina untuk menyalurkan beras ke jaringan usaha tani.

Sebelum satgas datang, kelompok usaha tani tersebut memiliki 70 karyawan. Namun, ketika Satgas datang, kelompok mereka justru tutup dan hanya tersisa 7 orang saja. Alasannya, ya harus punya izin. Seingat saya, ada lima izin yang harus dimiliki mereka. Ya kan mereka tidak punya. Makanya, kelompok ini mati dan hanya sisa tujuh orang saja sekarang. Itu binaan saya juga dulu.

Mafia Beras, menurut saya, tidak diketahui keberadaannya. Kasus gudang milik PT Indo Beras Unggul (IBU) di Bekasi, Jawa Barat, yang digerebek Satgas Pangan Polri, tahun 2017, walau sempat diperbincangkan, menurut penilaian saya tidak benar-benar terungkap kebenarannya. Itu akhirnya kan hanya selesai di masalah label.

Isu mafia beras, ada karena data yang dirilis pemerintah tidak benar. Pemerintah mengaku bahwa produksi beras pada 2015, mencapai surplus. Sementara data citra satelit dan data pendukung lain yang saya miliki, menjelaskan produksi beras sangat minim.

Data dari Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) pada 2014-2016, rata-rata 10,47 persen. Maknanya, pasar Indonesia sudah sangat bagus.

Tidak ada di seluruh dunia yang marginnya mendekati 10 persen. Justru problemnya ada di data pangan. Sekali lagi, klaim dan dugaan yang tidak berdasar. (tribun network/rio/rez)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved